Chapter 17: The Ruin Knight

42 3 2
                                    

Monster kesatria mengarahkan tombak ke arah Haytham.

Haytham berlari memasuki bangunan-bangunan di sekitarnya, monster kesatria mengincarnya, hanya satu tebasan tombak hitam sanggup membelah tembok menjadi puing-puing. Daya hancur yang luar biasa, seolah-olah tembok semen terlihat seperti kaca tipis yang dihantam dengan palu besi.

Haytham menghindari setiap serangannya, dia menyadari betapa berbahaya setiap serangan yang berasal dari monster itu.

Bukan hanya kesatria penunggang kuda yang perlu diwaspadai, tetapi monster kuda itu juga.

Haytham menunduk saat serangan tombak mengarah ke kepalanya, meluncur ke bawah perut kuda dan menebas kakinya, tetapi kaki-kaki itu menjadi lebih keras dari sebelumnya, seakan beradaptasi dengan serangan yang diberikan oleh Haytham beberapa saat yang lalu.

Anak panah melesat, mengelabui perhatian monster. Roy menghantam tubuh monster dengan kapak raksasa, tetapi berhasil ditahan oleh cengkeraman tangan sang kesatria.

Di saat monster itu sedang disibukkan melawan kelompok Haytham. Altair bangkit, berlari menuju rekan-rekannya.

"Kei!"

"Om!?"

Keileen dengan cepat berlari menghampiri Altair, memeriksa kondisi tubuhnya saat berkata, "Kakak apa kau baik-baik saja?"

Altair mengangguk mengiyakan. "Aku baik-baik saja. Kita harus segera melarikan diri, tempat ini berbahaya."

Semua anggotanya menganggukkan kepala sebagai isyarat setuju, mau tidak mau Keileen harus meninggalkan temannya yang sudah menjadi monster tak berakal. Altair membimbing mereka melewati sebuah bangunan, berniat melarikan diri secepatnya.

Kepala sang kesatria mendadak berbalik 360 derajat. Altair terbelalak saat pandangannya bertemu.

Tangan hitam tiba-tiba muncul dari sisi kiri badan kuda, menghantam perut Roy dengan sangat keras yang melemparnya sampai belasan meter.

Tanpa jeda, monster itu menebas sisi kanan tubuh Haytham dengan begitu cepat menggunakan tombak, melemparkannya ke arah reruntuhan bangunan.

Targetnya berubah.

Altair yang menyadarinya langsung berlari ke arah lain untuk mengelabui perhatian sang kesatria.

Gerakan monster itu sangat cepat, saat menebas ke depan jalanan beraspal dibuat hancur berkeping-keping, dan menyebabkan debu mengepul di udara. Gelombang kejut yang disebabkan oleh serangan itu melempar Altair layaknya sebuah gelombang kejut yang disebabkan ledakan bom bertenaga nuklir.

Grrhhaa!?

Monster itu meraung keras, kaki kuda terangkat ke atas hendak meremukkan tubuh Altair di bawahnya. Altair mengatupkan gigi-giginya ketika menghindari serangan fatal dengan berguling ke kanan, dengan cepat kembali berdiri.

Sekali lagi monster itu menyerangnya, kecepatan yang luar biasa membuat Altair terlambat bereaksi. Di hadapan makhluk yang begitu mengerikan, Batu Pengetahuan bukanlah apa-apa, tepat di depan matanya yang terbuka lebar, tombak hitam siap menghancurkan tubuhnya seperti bangunan-bangunan di sekitar mereka.

Sekelebat kilauan cahaya yang menyilaukan seakan memutar rekaman masa lalunya.

Di saat yang bersamaan, Keileen berterial, "Hentikan!?" 

Keileen merentangkan kedua tangannya di depan sang kakak, tepat sebelum tombak itu meleburkan kepala Altair menjadi serpihan merah. Monster itu tiba-tiba menghentikan serangannya, gelombang kejut menjatuhkan Altair ke tanah.

"Pu... tri?"

Monster itu bergumam dengan suara samar yang bergema dan berjalan pelan mendekati Keileen yang melindungi saudaranya. Keileen menelan ludah, sekujur tubuhnya merasa gemetar, memejamkan matanya sebab takut.

Era Of RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang