Chapter 2 : Rebirth of The New World (I)

222 19 5
                                    

Altair menoleh spontan ke arah gang-gang kecil di antara gedung-gedung besar, gerombolan mayat hidup kini bermunculan dari setiap sudut kota.

Altair menggenggam gagang pedang dengan erat.

Awalnya dia berniat menghadapi gerombolan itu, tetapi ia segera mengurungkan niatnya dan bergegas melarikan diri.

"Sial!" umpatnya. "Lebih baik mencari tempat yang aman, daripada harus mati di sini."

Saat berlari, Altair melihat gerombolan mayat hidup yang sedang menggerogoti manusia layaknya binatang buas. Pemandangan itu begitu menjijikkan sampai membuat kepalanya agak berkedut saat melihat usus yang ditarik keluar secara paksa.


Tidak hanya manusia, tetapi kucing, anjing, dan burung-burung yang mati digerogoti oleh gerombolan mayat hidup itu seperti sepotong roti.

"Aaaahhhh!?"

"Mama!!?"

"Papa!?"

Di perempatan jalan, Altair dikejutkan oleh suara teriakan seorang anak perempuan.

"Anak kecil?"

Sebuah mobil yang terparkir di depan toko baju dikerumuni oleh segerombolan mayat hidup yang berjumlah belasan dan terus berdatangan.

"Apa aku harus menyelamatkannya?"

Altair menggelengkan kepalanya. Dia mulai mengingat keluarganya, seandainya ini kenyataan dan bukan hanya pusat kota yang mengalami situasi ini, keluarganya sudah pasti dalam bahaya.

"Aku harus memastikan kondisi ibu dan Kei—"

"Kakak!?"

Altair menghentikan langkahnya dan berbelok ke arah mobil tersebut.

"Jumlah mereka tidak banyak, aku bisa melakukannya!"

Altair datang dan menghantam gerombolan mayat hidup itu secara membabi buta.

Dia sudah tidak peduli lagi dengan cairan busuk yang terciprat ke tubuhnya.

Setelah menghabisi gerombolan mayat hidup yang berada di sekeliling mobil, dia langsung menghampiri kaca mobil yang hanya mengalami sedikit retak.

Seorang anak perempuan meringkuk di bangku belakang dengan napas yang tersedu-sedu.

Di luar pintu terlihat tubuh seorang lelaki yang sudah hampir tidak berbentuk, sampai memperlihatkan tulang punggungnya.

'Apa dia orang tuanya?'

Altair berkata dalam hatinya, sesaat kemudian perhatiannya kembali ke anak perempuan di dalam mobil. Sebelum bertindak, Altair mengamati sekelilingnya. Tidak ada tanda-tanda mayat hidup.

"Kacanya mobilnya tidak pecah."

Menggunakan pedang berkarat itu Altair menghantam kaca mobil dengan keras, hingga hancur berkeping-keping.

Anak tersebut melenjit ketika kaca mobil pecah menjadi berkeping-keping dan menatap Altair dengan ekspresi ketakutan.

"Kemarilah, aku akan menolongmu."

Era Of RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang