BAB 16. FAKTA BARU

180 7 1
                                    

Hallo readers, maaf banget nunggu lama.

Eh ? Tapi bener kah ada yang nungguin? Soalnya ini cerita ngga berfaedah, suwerrr!

Tapi author seneng juga kalau masih ada yang stay sma cerita ini, walau uploadnya ga nentu, ya gimana ya, sibuk banget sayahhh :(

Yaudah, langsung bacaa aja yukss

Happy reading!

*

Satu jam berlalu, Olivia baru sadarkan diri. Kata dokter, yang membuat Olivia pingsan adalah shyok. Gadis itu shyok berlebih hingga hilang kesadaran.

Mau tak mau, Arfi menghubungi Kak Almi dan Kak Arkhan untuk datang ke rumah sakit. Arfi terlalu takut jika kondisi Olivia semakin drop.

Kesadaran Olivia di sambut oleh Almi dan Arkhan. Wajah keduanya benar benar menyimpulkan wajah khawatir.

"Ya Allah Liv, kenapa kamu separah ini sih, jangan capek-capek". Ujar Almira cemas. Ia memeluk Olivia dengan erat. Sedangkan Olivia hanya memelototi Arfi yang duduk agak jauh dari bankar.

"Kecapek-an aja Kak, kamar Arfi berantakan banget, aku nggak suka lihatnya". Jawab Olivia sembari mengusap punggung Kakaknya, memberi isyrat bahwa ia tidak apa-apa.

"Cukup sekali ya Fi, Kakak lihat Olivia kayak gini. Besok besok kalau ada apa apa lagi sama Oliv, kamu yang kena konsekuensinya". Ujar Arkhan dengan tegas. Arfi hanya mengangguk sembari menunduk.

*

Setelah kepulangan Almira dan Arkhan, Olivia bersiap-siap untuk tidur, karena waktu sudah menujukkan pukul sepuluh malam.

Namun gadis itu tak kunjung bisa tidur. Matanya sudah di pejamkan dan fikirannya sudah di kosongkan agar cepat berpindah ke alam mimpi. Namun bayangan akan Rania masih berputar putar di kepalanya. Hal itu membuat Olivia membolak balikan badan untuk mencari tidur yang pas, namun nihil.

Ia bangkit dari tidurnya, duduk dengan frustasi. Lalu menatap Arfi yang sedang meliriknya di balik majalah yang sedang ia baca.

"Kenapa belom tidur?". Tanya Arfi sembari menurunkan majalahnya. Ia kemudian berjalan mendekati bankar dan duduk di dekat Olivia.

"Nggak bisa, Rania menuhin otak gue". Jawab Olivia agak ketus.

"Dia bilang apa aja?".

"Katanya dia hamil anak lo".

Mendengar itu, Arfi membulatkan kedua matanya, lalu di susul senyum sengit.

"Suka ngarang tuh cewek gila". Jawabnya meremehkan.

"Loh kenapa? Akses apartement lo aja dia punya? Nggak mungkin dua manusia lawan jenis nggak begituan dalam satu ruangan yang bebas dari siapa siapa, apalagi manusianya lo!".

Olivia di buat kesal, karena Arfi sebagai laki-laki tidak mengakui apa yang di perbuatnya pada Rania.

"Gue berani sumpah Liv, setiap gue main mau itu sama Rania atau sama siapapun, gue selalu pakai pengaman. Ya-, kecuali sama lo".

Mendengar itu, perut Olivia rasanya geli. Ia memejamkan matanya rapat rapat dan berusaha menolak kenyataan yang di ucapkan Arfi barusan.

"Rania nggak cuma begitu sama gue. Lo inget Kevin? Dia aja juga mau sama Kevin. Terus kenapa gue harus mengakui kalau Rania hamil anak gue? Sedangkan gue aja gak merasa keluar di dalem?".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OLIVIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang