BAB 20. YANG KEDUA DAN TERAKHIR KALINYA

94 5 0
                                    

Untuk baca bab 20 ini, boleh author request kalian sambil dengerin lagu??

Biar feel nya dapet :)

Kalian boleh search lagu 'Trauma' - aan story ft Elsya.

Nanti di lagu itu ada yang relate sama keadaan yang di alamin Olivia.

Thanks, selamat membaca :)

  ....

   
    'Kalau lo beneran sayang sama gue, lo nggak akan ngelakuin ini lagi'

    'Lo janji bakal berubah kan Fi? Mana janjinya? '

    'Gue beneran bakal pergi dan menolak semua maaf lo selama ini'

.

    Arfi membuka mata, cahaya mentari pagi membuat pandangannya silau. Dari celah celah jendela kaca yang hanya tertutup gorden putih, cahaya bebas masuk dan menerangi seluruh penjuru kamar.

    Kemudian ia menoleh ke samping, di sana seorang perempuan dengan wajah berantakan sedang menangis, pandangannya kosong, tanpa sehelai bajupun dan hanya terbalut selimut.

   Arfi membulatkan kedua matanya, ia langsung bangkit. Dirinya semakin di buat terkejut saat melihat tubuhnya sendiri juga tak memakai apa apa.

    Arfi segera mencari celananya, kemudian memakainya dan cepat cepat berlutut di hadapan Olivia.

    "Liv apa yang gue lakuin ke lo? Nggak mungkin kan kita-, "

   Plakk!

    "Nggak usah pura-pura nggak sadar, gue tahu lo sadar dan sengaja! ".

    " Sumpah Liv gue nggak sadar, gue nggak inget apa apa, gue-, gue kira itu mimpi".

   Arfi mencoba meraih kedua tangan Olivia, namun gadis itu menolaknya. Ia kembali menangis dan semakin kencang.

    "Lo ingkar jani Fi, lo bikin gue yakin kalau lo nggak pantas buat di maafin".

    Arfi menundukkan kepala, ia memukuli kepalanya sendiri dengan kuat.

   " BODOH BODOH BODOH!! APA YANG LO LAKUIN SIH ARFI! " Gerutunya merutuki dirinya sendiri.

    "Kita sampai sini ya Fi, cukup buat semuanya. Gue udah yakin buat nggak menampakkan diri gue lagi di depan mata lo".

    Arfi meraih paksa tubuh Olivia, ia memeluk gadis itu dengan erat.

    " Jangan tinggalin guen Liv, Please! Hidup gue berwarna setelah ada lo, anak kita, meski awal pertemuan kita nggak berkesan buat lo".

   Cowok itu mulai panik, bulir-bulir air matanya mulai luruh. Ia menciumi rambut wangi Olivia. Ia tak ingin wangi menenangkan itu tiba-tiba lenyap dari hidupnya.

    Arfi kemudian melepas pelukan Olivia, ia meraih kedua tangan gadis itu, meski sempat mendapat penolakan, ia menariknya lagi untuk yang kedua kali.

    "Lo mau gue ngapain? Gue sujud di kaki lo? Atau apa? Atau gue ngaku ke polisi buat menebus segala kesalahan gue? Tapi please, jangan hilang dari hidup gue". Bujuknya.

    Olivia menangis, menatap Arfi kasihan, wajah cowok itu benar benar ketakutan jika kehilangan dirinya. Tapi maaf mana lagi yang harus ia dengar jika kesalahannya terus di ulang?

    "Meski harus hujan badai dulu untuk mendapatkan pelangi seperti lo, gue rela melakukan semuanya asal pelangi itu nggak hilang, please ya Liv stay di sini temenin gue, gue siap menjalani hukuman dulu asal lo maafin gue lagi. Gue janji ini kesalahan yang terakhir kalinya".

     Olivia menunduk, air matanya tak berkesudahan, terus keluar di setiap detik denyut jantungnya saat merasakan sakit.

   Ia kemudian menggeleng.

   "Oh shit! Olivia bakal ninggalin gue Tuhannn.."

   Arfi terduduk lemah di lantai, ia menangis sejadi jadinya. Dan untuk pertama kalinya ia menangisi Olivia.

   Ting tung...

   Arfi menoleh ke arah pintu kamar. Ada tamu yang entah siapa, tapi kenapa waktunya sangat tidak pas. Ia lagi tidak ingin bertemu siapa-siapa sekarang.

   Ting  tung..

   Arfi memutuskan bangkit, ia berjalan menuju pintu utama, setelah di buka, tiga polisi dengan sigap menyergap Arfi.

    "Ada apa ini pak! ". Tanya Arfi panik.

   " Saudara Arfisa Haris, anda di tangkap atas laporan dugaan pemerkosaan kepada Saudari Alissya Olivia. Untuk detail keterangannya, nanti bisa di jelaskan di kantor".

   Mendengar suara ramai riuh di luar ruangan, Olivia bangkit dan berjalan tertatih, ia memakai baju sembarng dan melangkahkan kaki keluar.

   "Pak, sebentar saya ingin berpamitan dengan istri saya dulu".

   Polisi serentak secara bersamaan menoleh ke arah Olivia. Mereka mengerutkan dahi.

    " Jadi Olivia ini sudah menjadi istrimu? " Tanya salah satu polisi.

   Arfi mengangguk, sedangkan gadis itu menunduk malu.

    "Jaga diri baik-baik ya, jujur gue nggak berniat melakukan itu, maafin gue, maaf banget. Lo baik, cantik, masa depan juga masih panjang. Kalau suatu saat gue nggak keluar dari penjara, gue titip anak ini-, " Ujar nya sembari mengelus perut buncit Olivia. Gadis itu langsung menangkap tangan Arfi, berharap cowok itu tidak melanjutkanya, ia risih.

     "Gue sayang banget sama lo Olivia, sampai kapanpun".

     Olivia hanya menatap Arfi dengan nanar, sembari sesekali menyembunyikan air matanya yang kian sering menetes.

    " Sudah? ". Tanya polisi lagi.

    Arfi mengangguk.

    Mereka melangkahkan kaki menyusuri lorong apartement, meninggalkan Olivia sendirian.

    Dari kejauhan, Kakanya Almira dan Arkhan datang, mereka berpapasan di lorong apartement. Arkhan tak lupa memberikan hadiah tinju pada Arfi sebelum polisi itu mebawanya ke kantor.

     Olivia memejamkan mata melihat kejadian itu. Sesekali Arfi menoleh ke belakang menatap Olivia yang masih berdiri di ambang pintu dengan wajah sedih.

*

 Kalau kisah ini hanya menjadi pemanis dalam hidup, kamu datang dengan kenangan manismu.

Kamu datang di saat aku hilang arah memilih sebuah kehidupan

Tapi kenapa Tuhan justru menjadikan aku sebagai sosok antagonis yang merusak hidupmu?

Kalau di perbolehkan kembali lagi di beberapa tahun kemudian
Kamulah orang pertama yang akan ku temui, ku peluk dan ku cium
Aku akan menjadi manusia yang paling baik untukmu

Arfisa Haris

   
.

Aku masih bertanya-tanya kenapa semua ini terjadi

Kalau Tuhan menjodohkan kita lewat kejadian ini, aku harap Ia menghapus kenangan pahit yang sudah kamu beri

Aku ingin lupa ingatan

Aku ingin terlahir kembali dan mengulang pertemuannya menjadi yang berkesan

Dan sekarang ..

Aku melepasmu saat kamu pergi

Bukan karena aku tak cinta lagi

Tapi aku ingin berhenti

Kita saling menyakiti

Alissya Olivia
  

OLIVIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang