BAB 1. TRAGEDI

2.3K 30 2
                                    

Assalamualaikum?
Lama sekali ibu satu anak ini hiatus, hampir setahun lebih. Btw, maaf cerita sebelumnya nggak selesai, karena inspirasi udah ilang dan nggak tau mau mulai lanjut darimana. Padahal paling banyak yang nunggu dan request buat lanjut.

Maaf yaa :(

Ini ada cerita baru yang agak agak greget sih, semoga kalian pembaca setia suka. Buat pemanasan ibu satu anak ini kembali ke dunia orange nya.

Salam sayangggg

Kopi_saja :*

~

     "Baik pemirsa,saat ini kita sedang berada di Rumah Sakit Harapan,dimana di duga korban pemerkosaan yang di alami remaja berusia 16 tahun-,".

      Saluran televisi itu langsung di matikan mendadak. Almira,Kakak dari korban pemberitaan di televisi itu tak kuasa mendengar reporter membawakan berita tentang adiknya.

      Adiknya masih terbaring kritis di ruang ICU,ia baru saja sampai rumah untuk mengambil keperluann Olivia selama di rumah sakit. Namun wartawan sudah bergerak cepat mengendus kasus yang menimpa adiknya.

      18 jam yang lalu, Oliv mengalami tragedi mengerikan dalam hidupnya. Gadis berusia 16 tahun itu hampir meregang nyawa  karena pendarahan pada organ intimnya akibat tragedi pemerkosaan yang di lakukan oleh orang tak di kenal.

      Salah seorang warga dekat komplek rumah lah yang memberi tahu Almira,jika adiknya di larikan ke rumah sakit karena di temukan tak sadarkan diri dengan keadaan mengenaskan di pinggir jalan,kabar itu datang pukul 11 malam waktu dirinya sudah terlelap di alam mimpi,ternyata adiknya menyelinap keluar malam. Sontak saja Kakak sekaligus orang tua bagi Oliv sangat shyok dan hampir pingsan.

      "Jangan lihat apapun di tv atau di media sosial". Ujar Arkhan,suami Almira. Perempuan berusia 25 tahun itu langsung menghambur ke pelukan suaminya dan menangis sejadi jadinya.

  
      "Bukan cuma kehormatan Oliv yang bakal hilang Mas,tapi juga separuh hidupnya". Ujar Almira dengan tangis terisak.

        "Kita fikirkan itu nanti,sekarang kita harus fokus untuk kesembuhan Oliv dulu". Terang Arkhan menenangkan.

     Almira mengangguk,kemudian menghela nafas untuk menguatkan dirinya sendiri. Sejak Oliv masuk ke rumah sakit,Almira dan Arkhan bahkan belum tidur sedetikpun. Setelah selesai mengemasi baju dan keperluan Oliv,mereka bergegas kembali kerumah sakit.

       
*

      Kerumunan baru saja terjadi,akibat wartawan yang memaksa masuk kedalam rumah sakit untuk mencari info tebaru terkait keadaan Oliv. Syukurlah polisi kerja tanggap untuk membubarkan wartawan.

       Tak lama setelah polisi melaporkan bahwa wartawan telah bubar,dokter pun datang memberitahu kondisi Oliv.

       "Keluarga Olivia Alissya?". Tanya dokter perempuan tersebut kepada Almira dan Arkhan.

        Mereka berdua pun mengangguk kompak. Dokter dapat menangkap begitu besar kecemasan perempuan berhijab itu berserta pasangannya,sebagai keluarga pasti tidak mudah  menerima kejadian mengerikan ini. Keduanya mengekori dokter untuk masuk ke salah satu ruangan,yang tak lain adalah ruangan dokter tersebut.

        "Silahkan duduk". Pinta dokter dengan senyum ramah.

       "Bagian kemaluan saudari Olivia harus mendapat dua jahitan,robekannya tidak terlalu besar,namun menyebabkan darah yang keluar cukup banyak. Sedangkan di bagian pipi kanan,juga mendapat dua jahitan,tapi tidak terlalu parah. Selebihnya hanya bekas memar dan goresan goresan kecil di tubuh". Jelas dokter tersebut dengan lembut.

         "Tapi adik saya tidak apa apa kan dok? Nyawanya masih bisa selamat kan?". Tanya Almira cemas.

         "Alhamdulillah tidak apa apa,namun mungkin kondisi batinnya akan terguncang dan mengalami trauma hebat. Jika itu berlangsung lama,saya sarankan Anda dan suami untuk berkonsultasi pada psikeater".

      Inilah yang Almira takutkan. Bukan hanya luka pada fisik,tapi juga psikisnya. Oliv tidak akan siap nantinya jika ingatannya kembali pada kejadian tadi malam. Ia sendiri tidak tahu persis bagaimana kejadiannya,yang jelas polisi sudah turun tangan untuk mencari pelaku pemerkosaan tersebut.

      Setelah dari ruangan dokter untuk membahas kondisi Oliv dan tindakan selanjutnya,Almira dan Arkhan kembali keruang ICU untuk melihat bagaimana kondisi Oliv.  Baru saja perempuan itu akan membuka pintu ICU tersebut,namun langkahnya terhenti saat menatap Oliv dari luar pintu kaca sudah membuka mata dengan tatapan kosong. Almira tak kuat melihat itu,ia menutupi isak tangisnya,lalu kembali menghambur ke pelukan Arkhan.

       Sudah dapat di pastikan jika Oliv akan mengalami perguncangan batin. Tidak mungkin tragedi seperti ini tidak membekas dalam diri dan ingatannya.

     "Kalau kamu nggak kuat,terus siapa yang bakal nguatin Oliv sayang? Kamu ibunya Oliv,kamu yang beramanah merangkul setiap keterpurukan Oliv. Sedangkan aku,aku yang akan melindungi Oliv dan mencari keadilan untuk adik tersayangku". Ujar Arkhan menenangkan.

       Almira menghela nafas panjang,berusaha menghentikan tangisnya dan mengusap air matanya. Ia menguatkan diri kembali saat akan masuk kedalam ruang ICU itu. Selangkah berjalan,Oliv telah lebih dulu menoleh ke arah pintu,seolah ia sudah tahu dari tadi bahwa kedua Kakaknya itu berada di depan cukup lama.

      "Kak Almi jangan masuk,aku nggak mau ketemu siapa siapa". Ujar gadis itu menahan tangis di balik wajahnya yang tertutup alat bantu pernafasan.

      Mendengar pernyataan itu,benteng pertahanan Almira mendadak roboh. Dirinya tak kuasa menahan tangis dan lebih memilih keluar ruang ICU. Ia harus bagaimana sekarang? Ia bingung harus melakukan apa,kedua orang tuanya sudah meninggal saat Oliv masih kelas 6 SD,kini tak ada pundak orangtua untuknya bersandar sekarang,hanya mengandalkan pundak suami,rasanya kurang sekali untuk menguatkan Almira saat ini.

      Kepergian Almira keluar ruangan tak lantas membuat Arkhan ikut pergi. Lelaki itu masih setia berdiri menatap Oliv kasihan. Ingin ikut menangis juga,air matanya hampir luruh,tapi ia ingat kembali bahwa kepala keluarga tidak boleh lemah dan harus siap dalam segala kondisi. Arkhan juga tak berniat untuk berjalan lebih dekat ke bankar,ia tahu bahwa Oliv juga pasti trauma dengan laki laki.

      "Oliv dengar Kak Arkhan? Kakak nggak akan mendekat,karena Kakak tahu Oliv masih shyok dan trauma. Tapi ingat kata kata Kakak,kalau Kakak nggak akan membiarkan adik satu satunya Kakak sedih,terluka bahkan menderita. Kakak akan cari keadilan untuk Oliv, Kakak akan cari sampai ujung duniapun pelaku yang melakukan ini sama Oliv, Kakak akan hukum dia seberat beratnya". Jelas Arkhan menahan tangis.

       Jelas saja perkataanya barusan membuat tangis Oliv pecah,bahkan gadis itu melepas alat bantu pernafasannya dan beranjak bangun dari tidurnya.

       "Liv jangan di lepas,Kamu masih sakit Liv!". Pekik Arkhan khawatir. Tapi ia tak berani mendekat,demi kebaikan Oliv agar gadis itu tidak mengalami trauma berlebih.

       "Kak Arkhan nggak usah cari siapa siapa". Terangnya sembari menangis sesegukan.

      Mendengar pernyataan itu,Arkhan terdiam. Otaknya mendadak seolah membeku mendengar pernyataan Oliv

      "Mak-,maksud kamu Liv?". Tanyanya meminta penjelasan. Namun gadis itu kembali diam,tenggelam dalam isak tangisnya sambil memeluk kedua kakinya sembari menahan perih di bagian intimnya.

     Selang infusnya masih terpasang,wajahnya begitu menyedihkan,tapi Arkhan tak berani meminta Oliv menjelaskan lebih detail karena akan berpotensi membuat Oliv lebih terguncang. Ia pun memutuskan untuk keluar ruangan dan membiarkan Oliv menenangkan dirinya.

Kasian Olivia :(

Next?

Kopi_Saja

      

OLIVIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang