BAB 14. ORANG BARU

156 5 0
                                    

Kalau dalam hidup harus di hadapkan dengan pilihan
Maka, pilihlah yang terbaik


*

     Pagi pagi sekali, Arfi sudah merecoki Olivia untuk segera mengemasi pakaiannya. Olivia pun belum tahu ia akan di bawa kemana dan tinggal dimana.

    Tanpa membawa banyak barang, Olivia hanya membawa baju dan keperluannya dalam satu koper.

    Almira melepas adik semata wayangnya dengan sedih, banyak hal yang ia pendam, salah satunya adalah masa depan Olivia.

    Bagaimana jika nanti rencananya bersama Arkhan dan Olivia gagal? Rencana akan anak yang ada dalam perut Oliv yang nantinya di angkat anak oleh dirinya dan Arkhan.

     "Kamu jaga diri baik baik ya Liv, kalau ada apa apa langsung ngomong sama Arfi, jangan di pendam". Ujarnya sendu sembari memeluk hangat Olivia.

    Olivia mengangguk sembari tersenyum sedih, kemudian melepaskan pelukannya dan mencium tangan Kak Almira lalu Kak Arkhan, Arfi ikut mencium tangan keduanya.

    Perpisahan singkat itu membuat Olivia menangis di sepanjang jalan. Bagaimana bisa secepat ini ia berpisah dengan keluarga satu satunya yang ia punya?

    Arfi yang sedang fokus mengemudi hanya sesekali melirik gadis itu dan menyodorkannya tissu.

     "Kenapa hidup gue jadi begini ya Allah". Keluh Olivia semakin menangis.

     "Maaf ya Liv". Ucap Arfi merasa bersalah.

     "Maaf lo tuh nggak ada gunanya! Semua udah kejadian!".

     "Terus lo nggak maafin gue?".

    Olivia terdiam, ia ingat waktu di cafe dekat sekolah, ia akan memaafkan Arfi jika cowok itu mau berubah dan menyesali kesalahannya.

     "Mungkin seribu tahun lagi gue bisa maafin lo!".

    Tanpa kata, Arfi mengusap lembut kepala Olivia dari arah samping, tak tahu bagaimana cara menenangkan gadis labil itu agar tak berlebihan dalam bersedih.

     "Bay the way kita mau tinggal dimana? Di rumah lo?". Tanya Olivia berganti topik.

     "Enggak, ke apartement gue".

    Olivia mengangguk anggukan kepala.

     Hanya 30 menit dari rumah Olivia jarak apartement Arfi, jadi Olivia bisa bebas pulang pergi kerumahnya tanpa harus menunggu Arfi mengantarnya.

*

    Setelah sampai di apartement, cowok itu di kagetkan dengan pintu apartement nya yang tidak terkunci.

    Wajah paniknya tertangkap oleh Olivia hingga menimbulkan pertanyaan dari gadis itu.

    "Kenapa kok kaya panik gitu muka lo?".

     "Apartement gue nggak kekunci! Padahal gue inget banget terakhir gue kesini tuh gue kunci nih pintu!".

    Tanpa menunggu jawaban dari Oliv, cowok itu langsung masuk , kemudian di susul dengan Olivia yang berada di belakang punggungnya.

    Langkah Arfi terhenti di lorong kamar saat mendapati seorang perempuan duduk dengan manis di ruang tamu mininya.

    "Jadi lo yang bobol apartement gue?!". Tanya Arfi mulai naik darah.

    Mendengar Arfi yang terlihat berbicara dengan seseorang, Olivia langsung menyelak suaminya dan berganti posisi berdiri di depan Arfi.

    Olivia sendiri terkaget kaget, seoarang perempuan cantik berpenampilan dewasa seumuran dengan Arfi tengah duduk dengan anggun di sofa.
  
     "Bukannya lo sendiri yang ngasih akses buat gue masuk ke sini kapan aja?". Jawab perempuan itu dengan santai.

OLIVIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang