Permohonan maaf (21+)

43.1K 259 3
                                    

"Sayang." Desah Pija saat lehernya dijilat, diisap dan digigit oleh Bang Al. "Akh, abang..." rengenya.

" rengenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bagaimana sentuhan Bang Al sungguh begitu nikmat. Semua masalah terlupakan tanpa terkecuali bagi Pija. Sedangkan Al sendiri sengaja ingin melakukan kegiatan ini, apalagi melihat Pija dalam kondisi yang siap melakukan kegiatan enak-enak kata Ara. Berawal dari Pija yang baru selesai bersih-bersih sebelum tidur. Setelah melakukan hubungan suami istri waktu itu, Pija sudah berani untuk memakai baju tidur tali spageti. Seperti, pakai yang lebih terbuka di depan suami.

Kepercayaannya kepada Bang Al sudah 100 persen. Membuatnya tidak berpikir untuk mengulang melakukan hubungan suami istri tersebut. Ingin merasakan nikmatnya surga dunia yang pernah di rasakan bersama Bang Al lagi.

"Akh..." jilatan di dapatkan Pija kembali tepat di bagian belakang telingahnya. "Abang." Desahan demi desahan keluar dari mulut Pija. Bagaimana juga titik sensitif Pija di ketahui oleh Bang Al. Jadi untuk membuat Pija tambah melayang, semua titik sensitifnya di sentuh oleh Bang Al.

Bagian bawa Pija sudah sangat basah. Tapi, Al seakan tidak peduli. Al selalu melakukan sesuatu yang membuat Pija kesakitan dan keenakan secara bersamaan. Bang Al sudah kembali mencium bibir Pija dengan tuntutan permainan yang mengebu-gebu. Menikmati setiap bagian dalam mulut satu sama lain dan mengajak lidah saling berlilitan mengejar sesuatu yang disebut dengan kenikmatan. Tangan Al tentu tidak tinggal diam, menikmati setiap sentuhan pada dua payudara Pija dan entah bagaimana pakaian Pija sudah tidak berada di tempatnya.

Pija di baringkan dan untuk kedua kali Al melihat bagaimana sempurnanya istrinya di hadapannya dalam keadaan telanjang bulat. "Cantik." puji Al.

"Isst, malu Bang." Nafas Pija masih tidak teratur setelah permainan gila yang mereka lewatin tapi, saat melihat Bang Al menatap tubuh telanjangnya tanpa berkedip tentu membuatnya malu. "Abang." Renge Pija.

Al sendiri tersenyum penuh melihat bagaimana Pija berusaha mengatur nafas dan juga berusaha menutup payudara dan bagian bawanya. Tapi, terhalang oleh tangan Al. "Cantik gini ko, malu." Pija bukan tidak suka pujian tapi, bagaimana cara lihat Al yang membuatnya risih.

"Abang!" Kali ini Al sedikit takut jika Pija memanggilnya dengan nada yang tidak seperti biasa. Maka dengan cepat Al mencium bibir Pija.

"Maaf yang." Ucap Al meminta maaf. Karena takut jika mood Pija rusak. Setelah meminta maaf, Al juga membuka baju dan celananya, hingga telanjang seperti Pija. Sedikit terburu-buru karena sedikit menyesal telah membuat Pijanya mengeluarkan nada suara kesal saat memanggilnya. Mencium kening dan bibir Pija secara pelan. "Maaf Yang." Ulang Al meminta maaf.

Tangan Al yang satu menopang tubuhnya agar tidak menidis Pija dan yang satunya mengarahkan bagian bawanya untuk bertemu milik Pija. "Aaahhh... Euhmmm..." Saat pertemuan jenis kelamin yang berbeda itu di sela-sela ciuman tersebut, Pija mendesah.

Sahabat ko gitu! 21+ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang