"Abang." Panggil Pija di depan pintu kamar mandi, karena Al baru pulang dari kampus dan langsung di minta mandi. "Ada yang nelpon, Bang!"
"Siapa Yang?" Teriak Al, setelah mematikan shower yang membasahi tubuhnya.
"Ngga ada nama Bang." Beritahu Pija sambil melihat siapa yang menelpon sang suami. "Takutnya penting Bang, soalnya udah 2 kali nelpon."
"Yah udah, angkat yang."
"Emang boleh?" Sebenarnya dari tadi Pija ingin mengangkat panggilan itu tapi, dirinya menghargai privasi Bang Al. Apalagi, Pija takut bila telpon itu sangat penting mengenai urusan pekerjaan. "Ngga Ah, Abang saja."
"Emang siapa yang bilang ngga boleh, yang?" Tanya Al balik, "Kalo ngga mau angkat, sini kamu masuk saja yang."
Tiba-tiba pipi Pija, merah merona saat pintu kamar mandi itu terbuka dan menampilkan Al tanpa sehelai benang ditubuhnya. Memang dasar Al yang jailnya luar biasa, mengoda Pija seperti itu. "Akh..." teriak Pija sambil menutup matanya, dengan kedua tangannya.
"Kaya ngga pernah lihat aja, yang!"
"Abang, ish." Sambil menghentak-hentak kakinya, Pija berbalik dan hendak menjauh. Tapi, Al menarik bajunya. "Abang, jangan mulai yah." Tegur Pija. "Abang ngga punya malu apa?"
"Malu sama siapa yang? Orang kamu sering mainin juga."
"Yah Allah, Bang! dasar mesum." Pija tidak tahan lagi mendengar godaan itu, maka dengan sekuat tenaganya dirinya mencoba menjauh. Tapi sayangnya, ujung bajunya bagian bahwa masih ada di pegang oleh Al. "Abang, lepas!"
"Orang mesum sama istri, ngga dosa sayang hehe..." tawa Al sebagai pertanda buruk bagi Pija. Karena pada akhirnya tanggannya yang sibuk menutup mata di pegang oleh Al dan ditarik untuk masuk ke dalam kamar mandi. Pija, berusaha menahan dirinya untuk tidak ikut masuk kedalam kamar mandi dengan memegang pintu menggunakan tangan yang satu. Tapi, hanya bertahan beberapa detik. Karena kekuatan Al lebih besar, Pija hanya terus-terusan berteriak memohon dan memaki secara bersamaan. Al yang memang suka banget menjaili istrinya tentu menjadikan momen ini, sebagai keuntungan yang besar baginya.
Salah satu list Bang Al yaitu melakukan hubungan suami istri di bawah shower. Makanya, saat melihat ada kesempatan tentu menjadikan Al begitu semangat menarik Pija masuk ke kamar mandi bersama. "Abang, aku tuh udah mandi yah."
"Ngga apa2 sayang. Kan mandi lagi hehe..." Al tentu selalu memiliki jawaban atau balasan buat alasan yang di buat sang istri.
"Abang!! Hp Abang basah." Saat sudah dibawah shower, Pija teriak memberitahukan Al mengenai hp yang masih di genggamannya. Karena hitungan detik air shower itu sudah membasahinya.
Al sudah mengambil hp nya dan menyimpannya di westafel yang jauh dari percikan air. Melihat hal itu tentu Pija memanfaatkan untuk lari dan menjauh dari Al. "Sayang, mau lari kemana?" Ejek Al. Sambil menggapai tangan Pija.
"Abang!!" Rengekan Pija sudah keluar.
"Orang kamu udah basah yang, masa ngga jadi."
"Dasar mesum, udah tua juga!" Memang Al yang super jail. Sehingga Pija kembali berada di bawah shower. "Aabang!" Teriakan Pija kali ini tidak seperti tadi karena terhalang oleh air yang membasahinya, sehingga hanya dirinya yang mendengar teriakannya.
Sebuah benda kenyal tiba-tiba mendarat di bibir Pija dan hal itu membukamnya untuk tidak mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya.
Ciuman ini, di dominasi oleh Al yang tentu menuntut Pija untuk aktif. Pija mencoba mengimbanginya tapi, lama-kelamaan dirinya butuh udara untuk bernafas, karena air yang terus jatuh membasahi seluruh wajahnya. Pija sudah menjauhkan kepalanya namun tangan Al menahannya, mengigit bibir Al yang kemungkinan berdarah dan hal yang terakhir yang dilakukannya yaitu memukul-mukul dada Al. Agar melepaskan ciuman itu atau mematikan air shower. "Sorry yang." Al butuh beberapa detik menyadari kalo sang istri tidak bisa bernafas di bawah air sambil ciuman. Setelah menyadari itu, Al mematikan air showernya lalu menjauhkan bibirnya dari Pija. "Jangan marah yah yang." Bujuk Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat ko gitu! 21+ (Tamat)
Romance"Pija lo harus bantu gue. menikahlah dengan Bang Al." persahabatan dari sekolah menengah pertama sampai dia berdua duduk di bangku perguruan tinggi membuat tidak ada jarak yang hadir di antara mereka berdua. Saling tolong menolong tidak asing lagi N...