Part 13

50 9 1
                                    

Hari Senin, seperti biasa, hari paling keramat di seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Ya, apalagi kalau bukan pelaksanaan upacara bendera, dan para murid wajib mengikuti, tanpa ada alasan telat datang, toilet, atau pusing secara tiba-tiba. Semua mendapat konsekuensinya  jika melanggar peraturan yang ditulis khusus dipapan paling depan halaman sekolah Creature High School.

Semua murid tampak sudah berdiri rapi dibarisan kelas masing-masing, petugas upacara juga sudah memasuki arena masing-masing. Begitu juga dengan para guru, mereka sudah berdiri dibarisan khusus guru.

Ditembok sekolah bagian belakang, tampak seorang murid sedang tergopoh-gopoh menaiki tembok setinggi dua meter. Tas berwarna biru sudah terlempar ke sembarang arah.

Kalian sudah bisa menebak bukan? Itu siapa? Ya, dia tidak lain adalah Gwenda, siswi dengan deretan nama terpanjang dalam daftar blacklist sekolah.

Saat ini, gadis itu sedang berusaha keras agar bisa mencapai atas dengan cepat, tapi  bukan untuk mengikuti upacara bendera.

"Sial!" umpatnya, yang masih berusaha menaiki tembok dengan dengan tangan yang masih memegang erat tambang yang sudah ia ikat.

Lima menit kemudian...

"Sial, kenapa gue bisa lupa? Pakek nggak bawa celana panjang lagi, ya nggak lucu kali, gue manjat tembok, rok naik keatas?" oceh gadis itu, menatap tembok dengan kesal.

Lelah? Sudah tentu, masuk lewat gerbang? Jelas tidak bisa, nanti dirinya akan berusaha dengan satpam dan berakhir dengan guru BK. Ya walaupun pada akhirnya ia tidak pernah  kapok saat dihukum.

"Perlu bantuan?"


Gwenda menoleh kebelakang, saat seorang lelaki menawarkan bantuan padanya.

"Lo siapa?" tanya Gwenda, sambil menyipit kedua matanya, karna ini kali pertama ia melihat cowok tersebut. Meskipun ia baru kelas XI, tapi ia sudah hafal betul setiap wajah kakak kelasnya.

"Kenalin, gue Althaf, murid baru disini!" jelasnya, memperkenalkan dirinya pada gadis itu, tidak lupa ia mengulurkan tangan kanannya.

"Gue Gwen, kelas berapa?" Gwenda kali ini tidak melihat wajah Althaf lagi, fokusnya kembali pada tembok tersebut.

"Kelas XI IPA 2." Altahf menjawab sambil melirik Gwenda, yang saat itu sedang berusaha memanjat kembali tembok tersebut.

"Gue bisa bantu kalo Lo mau," ujar Altahf, sambil mendekat dua langkah pada Gwenda.

"Gue bisa sendiri."

"Yakin? Manjat pakek rok gitu?" Althaf mengeluarkan selembar celana dari dalam tas miliknya, lalu memberikan pada Gwenda.

"Masih baru, masih berlebel, pakek aja, gue balik badan."

Sesuai ucapannya, Althaf sudah berbalik badan lima detik setelahnya.

Gwenda tidak menjawab, ia mengambil lalu memakainya, sebelum itu ia terlebih dahulu melirik ke sekitar tempat itu, guna memastikan tidak ada mata nakal.

Dua menit, Gwenda sudah selesai berganti rok ke celana, lalu mendekat pada Althaf.

"Ntar gue ganti," ucap Gwenda dengan datar.

"Nggak usah, buat Lo aja," jawabnya dengan santai.

"Cih," desis gadis itu pula. Lalu kembali mengambil tambang tadi dan mulai memanjat tembok lagi.

***

"Gwen? Lo nggak ikut upacara? Telat apa bolos upacara Lo?" cicit Yona, yang saat itu baru memasuki pintu kelas, tapi sudah disuguhi Gwenda yang sedang duduk santai di bangkunya.

Gwend || EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang