Part 10.

67 12 3
                                    

Hari Minggu, seperti biasa, tidak ada yang istimewa bagi seorang Gwenda. Gadis itu hanya menghabiskan setengah harinya dirumah, melamun dikamar, kadang juga menonton video music favoritnya.

Gwenda melirik ke dinding, lalu mendengus pelan, rupanya jarum jam sudah mengarah ke angka 3 sore, lalu mengambil ponselnya yang ia letakkan sembarang diatas kasur.

Mata Gwenda melotot, saat melihat lebih dari 10 notifikasi chat WhatsApp di ponsel gadis itu. Sebuah grub chat yang isinya sangat-sangat rundom, malah penghuni grub itu hanya empat orang, ya siapa lagi kalau bukan Yona, Dihan, Vion dan dirinya.

Yona

@Dihan Anjay banget loh, sumpah..

Vion

Yang waras nyimak Bae.

Dihan

@Yona gue sumpahin, biar Lo nyungsep di selokan. Berdosa banget Lo, ngatain gue bangke

@Vion sejak kapan otak Lo waras? Perasaan Lo ga ada bener-bener nya,

Vion

@Dihan gue aduin Bu bos kelar idup Lo.

Dihan

@Vion cielah, beraninya cuma bawa-bawa Bu bos. Yon, kelarin idup Vion.

Yona

@Dihan ga ada akhlak Lo, sama senior berani nyumpahin

Gwen

Bacot Lo, penuhin memori hp gue Lo pada. Btw gue gabut, 1 jam lagi ketemu di Retxi Cafe. Gue tunggu 1 jam, kalo Lo ga pada datang, gue depak Lo berdua.

Yona

Gue ga ikutan, Gwen. Ini Dihan yang bikin,

Vion

Bener Gwen. Depak aja si Dihan.

Dihan

Jangan atuh Bu bos, saya langsung otw. Vion aja Bu bos, kalo mau depag.

Gwenda meletakkan kembali ponselnya, lalu bersiap-siap.

15 menit kemudian, gadis itu sudah siap berpakaian, celana denim dengan kemeja kotak-kotak lalu turun kelantai bawah.

Di lantai bawah, pandangan Gwenda tertuju pada sepasang suami istri yang tengah duduk saling menatap satu sama lain. Gwenda melangkah dengan perlahan, mendekati dua manusia yang tengah adu tatap.

"Pada ngapain sih?" tanya Gwenda dengan sinis, lalu duduk dihadapan mereka berdua.

"Ini, mama kamu, mana pernah mau ngalah," jawab si papa, sambil terus menatap istrinya.

"Apaan sih? Kayak ABG aja, nyadar atuh pak, buk, udah tua. Jangan ego nya mulu yang dipentingkan," sungut Gwenda, lalu bangkit dari sofa menuju pintu keluar.

"Gwen, mau kemana?" tanya Zeya, seraya bangkit mengejar anaknya itu.

"Dugem," sahut Gwenda asal.

Gwend || EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang