CHAPTER 18

1.4K 105 110
                                    

JANGAN LUPA SEMPATKAN KOMEN DISETIAP PARAGRAF YA 😻🫵🏻

[CHAPTER 18 - PERTEMUAN KAISAR]

Sesampainya diparkiran rumah sakit, Azelya langsung mematikan mesin motor milik Geanza dan turun dari motor itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya diparkiran rumah sakit, Azelya langsung mematikan mesin motor milik Geanza dan turun dari motor itu. Kemudian tanpa menunggu lama Azelya langsung membantu Geanza turun dan menuntunnya masuk ke dalam rumah sakit untuk segera diperiksa.

Baru beberapa langkah mereka berjalan, dua orang perawat langsung sigap datang dengan membawa brankar saat melihat Azelya yang sedang kesusahan menuntun sang kekasih.

Dengan bantuan perawat, Geanza berbaring diatas brankar dan dibawanya ke ruang pemeriksaan. Azelya menunggu dengan cemas didepan pintu ruangan, dalam hati ia memohon semoga tak ada luka yang fatal, hanya goresan biasa.

Dibalik sikap cemas Azelya, ada Geanza yang terlihat biasa saja saat lukanya sedang dibersihkan dan diobati, padahal saat didepan Azelya tadi, laki-laki itu berlagak seolah mengalami cidera yang parah.

Setelah memasangkan perban pada lengan Geanza, dokter yang menangani lelaki itu pun kembali meletakkan alat-alat yang telah digunakan ketempatnya semula sembari berkata, “Syukur tidak terlalu fatal. Nanti saya resepkan salep dan obat biar lukanya cepat kering ya.”

Mendengar penuturan sang dokter membuat kening Geanza sedikit mengerut tak suka, isi kepalanya berputar memikirkan bagaimana cara agak ia bisa dirawat inap, dengan begitu Azelya bisa lebih banyak meluangkan waktu untuknya.

Setelah memutar otak, beberapa saat kemudian Geanza menemukan cara untuk permasalahannya itu. Ia pun bangun dari tidurnya dan menyandarkan badan pada kepala brankar, sebelah tangannya terangkat memijit pelipis yang sama sekali tak terasa pening.

“Dok, bisa nggak sih saya dirawat inap? Dipasangkan infus? Soalnya beberapa hari ini saya ngerasa lemas sekali seperti nggak bertenaga,” dalil Geanza dengan sempurna. Rasanya memang lelaki itu sangatlah pandai dalam memanipulasi sesuatu.

“Yang dirasa apa? Pusing? Seperti anemia atau bagaimana? Karena pola tidur yang berantakan ya? Atau karena makannya kurang teratur?” timpal dokter wanita yang terlihat berusia pertengahan 40 tahun itu.

“Dirasa mual atau enggak? Takutnya asam lambung atau maag,” tanya dokter itu lagi sembari memasang stetoskop pada telinga dan bersiap untuk memeriksa Geanza.

“Nggak tau dok ini lemas karena apa. Tapi yang pasti tadi saya bawa motornya sampai oleng karena tenaganya habis, terus jadi kecelakaan dijalan, padahal niatnya memang mau kesini periksa,” jawab Geanza dengan lugas, seolah itu memang sesuatu yang ia alami.

“Astaga, kenapa tidak minta antar saja? Yaudah sembari pemeriksaan lebih lanjut, ini sekarang dipasang infus dulu, nanti baru dipindahkan ke ruang rawat inap.” setelah sang dokter berucap, perawat yang sedari tadi memang menemani sang dokter langsung menyiapkan alat untuk menginfus Geanza.

AKRASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang