CHAPTER 21

1K 102 222
                                    

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BAGI TEMAN-TEMAN YANG MELAKSANAKANNYA 😻🫶🏻

SELAMAT MEMBACA YA CEWEK-CEWEKNYA PRAMAHTA 😋💗

[ CHAPTER 21 - BENANG MERAH ]

Mentari telah bersinar terang, rutinitas pagi yang sibuk kembali Azelya jalani seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari telah bersinar terang, rutinitas pagi yang sibuk kembali Azelya jalani seperti biasa. Setelah menyisir rambut panjangnya, Azelya langsung menyambar tas dan melangkah keluar meninggalkan kamar.

“Ma? Ayah?” Azelya berhenti ditengah-tengah tangga, matanya menelisik ke setiap sudut lantai satu, tak ada tanda-tanda keberadaan kedua orang tuanya disana.

Entah mengapa pagi ini terasa sangat sunyi, tak seperti biasa dimana ada suara gurauan Mama yang sedang menyiapkan sarapan dibantu dengan ayah.

Menoleh kembali ke arah lantai atas, mungkin Mama dan ayahnya masih ada dikamar, begitu pikir Azelya. Gadis itupun langsung menaiki anak tangga lagi.

Benar saja, kala Azelya berada didepan pintu kamar Mama dan Ayah yang terbuka, mereka berdua memang ada disana, tengah duduk diujung ranjang dengan posisi membelakangi pintu.

Dengan jahil Azelya berjalan mengendap-ngendap untuk mengejutkan mereka. “Hayo! Lagi liatin apa?!” interupsi Azelya yang berhasil membuat Annira dan Banyu tersentak kaget.

“Azel! Ngagetin Mama aja, lain kali jangan begitu, nggak lucu,” tegur Annira dengan kening sedikit mengernyit.

Azelya mengerucutkan bibirnya, “Ihhh Mama lagi dapet ya? Biasanya Azel kagetin Mama cuma ketawa doang,” balas Azelya, lalu ia mengambil duduk ditengah-tengah Annira dan Banyu, memisahkan dua sejoli yang nampak dimata Azelya tengah bermesra-mesraan.

“Mama lagi dapet ya?” tanya Azelya lagi, ia merasa heran.

“Enggak, Mama lagi nggak dapet kok.” bukan Annira yang menjawab, melainkan Banyu, sebab Annira terlihat tak ada niat untuk menjawab pertanyaan dari Azelya. Banyu mengerti, pasti Annira tengah menenangkan rasa kaget yang membuat perasaan menjadi kacau.

“Kalau lagi nggak dapet kenapa marah? Ada yang disembunyiin ya?” gurau Azelya asal.

Azelya tak tahu, perkataannya barusan membuat Annira menelan saliva dengan kasar dan tangan kirinya yang tengah menggenggam sebuah robekan kertas dibuat semakin mengepal kuat, seakan takut jika hal itu akan terlihat oleh Azelya.

“Wah foto siapa ini? Foto kecil Azel ya?” pertanyaan yang keluar dari mulut Azelya membuat Annira hendak bergerak untuk menyimpan foto itu, namun ia kalah cepat dengan Azelya yang sudah merebut begitu saja foto yang ada ditangan kanannya.

“Lucu banget, ini Azel ulang tahun kelima ya?” tanya Azelya penasaran. Bibir tipis gadis itu menyunggingkan senyum saat matanya menelisik foto masa kecil yang tampak menggemaskan.

AKRASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang