CHAPTER 22

1.1K 91 66
                                    

Selamat hari raya idul Fitri bagi yang merayakannya 😻✨

Minal aidin wal Faizin semua, tolong di maafkan kalau author Akrasia ini jarang update 😔☝🏻

SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA KOMEN DISETIAP PARAGRAF 💬

[ CHAPTER 22 - KITA YANG TERLUKA ]

[ CHAPTER 22 - KITA YANG TERLUKA ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ma, tau nggak sih.” Azelya membuka percakapan untuk memecah keheningan diruang makan ini.

Sembari menunggu Galil datang menjemput, Azelya memilih menemani Annira yang sedang memasak untuk makan malam. Gadis itu duduk di kursi meja makan dengan sebuah camilan dipangkuannya.

“Iya, kenapa sayang?” sahut Annira tanpa mengalihkan fokus dari makanan yang sedang ia olah.

Azelya menegakkan badannya dan meletakkan toples camilan keatas meja, memposisikan diri siap bercerita. “Beberapa minggu lalu ada anak baru di sekolah, dia pindahan. Denger-denger dia pindah karena mau cari adiknya. Kebetulan banget tadi pagi Azel ketemu sama anak baru itu.” Annira mengangguk merespon cerita sang putri barusan.

“Mama tau apa yang bikin kaget? Ternyata dia anak tetangga yang Mama ceritain tadi pagi, anak tetangga yang katanya dulu deket sama Azel dan sering main bareng.” gerakan tangan Annira yang sedang menggoreng ikan terhenti seketika, dengan cepat Annira membalikkan badan untuk menatap Azelya.

“Maksud kamu apa, sayang?” tanya Annira dengan kening yang menukik tajam dan mata membelalak terkejut, sarat akan ketakutan.

“Iya, Azel ketemu anak tetangga yang Mama maksud. Dia ternyata punya foto seperti yang Mama temuin tadi pagi, persis sekali dan punya dia masih utuh, belum ada yang sobek,” papar Azelya menjelaskan.

“Memang dia punya adik ya, Ma? Pertama denger dia pindah sekolah untuk cari adiknya, Azel ngerasa aneh. Memang adiknya kemana? Kenapa harus dicari? Apa adiknya dulu pernah diculik?” tanya Azelya penasaran, barang kali Annira tahu sepenggal kisahnya.

Bau gosong tercium, Azelya melirik kebelakang Annira, penggorengan ikan milik Mamanya itu sudah mulai mengeluarkan asap. “Ihhh! Ikan Mama gosong!” seru Azelya panik, gadis itu segera bangkit berjalan dan mematikan kompor.

“Siapa namanya?”

Azelya yang sedang memperhatikan masakan Annira yang gosong langsung menoleh saat mendengar gumaman lirih sang Mama, Mamanya itu masih diposisi yang sama tak bergerak sedikitpun layaknya orang yang kaku membeku.

Annira perlahan menoleh menatap Azelya, satu hal yang kini Azelya tak ketahui, yaitu kenyataan bahwa telapak tangan Annira berkeringat hebat, wanita itu kalut dan ketakutan bukan main.

“Siapa nama anak itu, Azelya?” tanya Annira lagi, kini lebih jelas dan terkesan menuntut.

“Namanya Kaisar.”

AKRASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang