CHAPTER 20

1.2K 88 174
                                    

Absen dulu kalian baca chapter ini jam berapa? 😻💞

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA (⁠✯⁠ᴗ⁠✯⁠)

[CHAPTER 20 - JANGAN SAMPAI MEMUDAR]

Suara bariton laki-laki yang bergema terdengar memenuhi halaman belakang markas, kini anak-anak Pramahta sedang berkumpul setelah mendengar kabar bahwa Nagara baru saja mengalami kecelakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bariton laki-laki yang bergema terdengar memenuhi halaman belakang markas, kini anak-anak Pramahta sedang berkumpul setelah mendengar kabar bahwa Nagara baru saja mengalami kecelakaan. Mereka dengan sabar menunggu kepulangan Nagara dari rumah sakit sembari berbincang ringan dengan anggota yang lain.

“Buset rame betul, kalian ngumpul gara-gara Nagara? Mending pulang aja, Naga baik-baik aja kok, nggak akan ada tahlilan sama nasi berkat disini.” Galil berucap saat ia baru saja memasuki area belakang markas, lelaki berwajah menggemaskan itu datang bersama dengan Nagara dan Azelya.

Nagara yang masih berjalan dengan dipapah oleh Azelya langsung mendelikkan mata tajam kepada Galil yang berada disisi kiri Azelya. “Sialan lo bocil UHT! Kalau gue beneran mati, lo orang pertama yang bakal gue gentayangin!” bukannya takut, Galil justru menjulurkan lidahnya mengejek saat setelah mendengar gertakan dari Nagara itu.

Dan lagi-lagi interaksi mereka mampu membuat Azelya tersenyum tipis dan menggeleng heran.

“Gimana kronologinya? Apa ada luka fatal?” Bumi bertanya sembari berjalan menghampiri Nagara, disusul dengan anggota lain yang ikut mendekat pula untuk memastikan keadaan Nagara, sang panglima arahan Pramahta.

Body gue sih aman, tapi body motor kesayangan gue yang wassalam,” sahut Nagara dengan sedikit kesal. Beberapa anggota Pramahta yang mendengarnya dibuat tergelak merasa lucu namun kasihan disaat yang bersamaan.

“Yaudah ayo duduk dulu,” ajak Bumi, lalu ketua Pramahta itu merangkul Nagara dan mengambil alih Nagara dari Azelya untuk ia papah, sebab Bumi tahu Azelya sedikit kesulitan saat membantu Nagara berjalan, karena berat dan tinggi badan yang sangat timpang.

Mereka duduk dikursi yang memang tersedia ditaman belakang, diantara anak Pramahta ada yang duduk dibawah dengan menggelar tikar camping, beberapa lainnya ada yang duduk didahan pohon yang pendek menikmati semilir angin sore yang sejuk dan sisanya ada yang sibuk memanjat pohon untuk mengambil buah yang sudah matang.

Mereka duduk dikursi yang memang tersedia ditaman belakang, diantara anak Pramahta ada yang duduk dibawah dengan menggelar tikar camping, beberapa lainnya ada yang duduk didahan pohon yang pendek menikmati semilir angin sore yang sejuk dan sisanya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKRASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang