CHAPTER 02

5K 481 78
                                    

KALIAN TAU AKRASIA DARI MANA? AYO KOMEN DISINI👉🏻

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT DISETIAP PARAGRAF 😻💐

[CHAPTER 02 — KOMUNITAS DIATAS PRIORITAS]

Derap langkah terdengar membuat Geanza segera meletakkan ponsel Azelya pada tempatnya semula, seakan tak terjadi apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah terdengar membuat Geanza segera meletakkan ponsel Azelya pada tempatnya semula, seakan tak terjadi apa-apa. Mata Geanza menatap dengan lamat Azelya yang sedang menuruni anak tangga.

Azelya itu gadis yang luar biasa, karenanya banyak yang menginginkan gadis itu. Geanza takut suatu saat nanti ada seseorang yang akan merebut Azelya dari sisinya.

Geanza hanya punya Azelya, maka dari itu sekuat tenaga Geanza melakukan segala cara untuk menahan Azelya agar terus disisinya.

Apapun cara akan Geanza lakukan, termasuk menyingkirkan semua kemungkinan yang bisa membuat Azelya menjauh dari dirinya, seperti Pramahta contohnya.

“Hey, kenapa ngeliatin aku begitu? Ada yang salah ya dari penampilan aku?” tangan Azelya terangkat menyentuh dan merapikan rambutnya, takut ada sesuatu yang menempel.

Geanza tersenyum tipis, ia bangkit dari duduknya dan melangkah menghampiri Azelya. “Enggak ada yang salah dari penampilan kamu, you have always been beautiful and amazing. Bahkan karena terlalu cantik aku sampai takut kamu direbut orang.”

Azelya tertawa pelan, pipinya terlihat sedikit merona karena tersipu. “Lebay ah, siapa juga yang mau rebut aku?”

“Udah ayo kita berangkat, udah siang ini nanti kita telat, kamu juga harus pulang dulukan ke rumah.” Azelya menyambar ponselnya diatas meja, kemudian menarik tangan Geanza untuk keluar rumah.

Geanza mengikuti langkah Azelya dari belakang, matanya menatap punggung gadis itu. Andai saja Azelya dapat mengerti bahwa yang baru saja Geanza katakan adalah sebuah kebenaran, bahwa sesungguhnya Geanza memang takut kehilangan gadis itu lebih dari apapun.

Sesampainya dihalaman rumah, ponsel Azelya tiba-tiba berdering. Genggaman tangan Azelya pada Geanza seketika terlepas, gadis itu mengernyit saat membaca id call sang penelpon.

Tanpa pikir panjang Azelya langsung mengangkatnya. “Halo Nagara, kenapa?”

“Lo dimana, Zel? Kenapa lama banget sampenya.” suara tegas Nagara terdengar menyeru, lelaki itu merupakan salah satu dari lima anggota inti Pramahta.

“Ini aku mau berangkat ke sekolah, kenapa memang? Biasanya juga kamu telat.”

“Loh kok malah ke sekolah sih bukan ke rumah sakit? Emang lo nggak baca chat dari Divo?”

Mendengar hal itu membuat Azelya mengernyit heran, pasalnya tak ada pesan dari Divo yang masuk. “Chat apa? Nggak ada pesan masuk di hp aku.”

Geanza yang mendengar percakapan itu hanya diam dan tenang, ia yakin Azelya tak akan mungkin mencurigainya. Gadis itu selalu percaya pada dirinya, meski ia mengucapkan kebohongan sekalipun.

AKRASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang