(29). Yang Sebenarnya

41 17 18
                                    

🌻🌻🌻

Memaafkan jauh lebih baik dibanding hidup dalam kebencian, karena kebencian akan menggerogoti semua bahagiamu pelan-pelan.

-Krisan Putih-

¤¤¤

Dirumah bernuansa biru muda yang cukup luas itu, seorang perempuan paruh baya sedang sendirian dirumahnya, ia baru saja menyelesaikan makan malamnya dengan suapan yang lebih sering ia dorong menggunakan air minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirumah bernuansa biru muda yang cukup luas itu, seorang perempuan paruh baya sedang sendirian dirumahnya, ia baru saja menyelesaikan makan malamnya dengan suapan yang lebih sering ia dorong menggunakan air minum.

drrtt...drrtt...

(Papa)

Ma, Papa di rumah sakit

Nemenin Han operasi kornea mata

Sebenernya Han ga izinin Papa ngasih tau Mama

Dia juga ga bolehin Mama buat kesini

Papa gatau apa yang udah Mama lakuin di belakang Papa, sampai dia bersikap kayak gini

Dah, istirahat yang cukup Ma

Jangan lupa kunci semua pintu

Saat ini, perempuan itu sedang duduk di ruang televisi seperti biasa, kali ini ia memilih untuk menyeduh teh. Pesan di ponselnya hanya ia baca, tanpa dibalas sepatah katapun.

Setelah teh di gelasnya tersusa sedikit, ia meninggalkannya disana dan berjalan menuju lantai dua, kali ini masuk ke kamar anak sulungnya, Manggala.

Ia menyalakan lampu, dan melihat seisi ruangan yang mulai berdebu lagi. Ia berakhir duduk di kursi yang biasa Manggala gunakan untuk belajar sampai tengah malam.

Disampingnya, ada laci yang belum pernah ia buka sama sekali, ia kemudian mencoba menariknya perlahan.

Disana, banyak buku-buku tentang kesehatan mental, beberapa novel bergenre thriller, dan satu buku berwarna putih, yang tampak seperti sebuah diary.

Ia buka halaman pertama, ada foto mereka satu keluarga, dengan tulisan-tulisan penuh kenangan masa kecil, Mamanya tersenyum tipis saat membacanya, hingga sampailah pada tulisan-tulisan bagian akhir.

Tulisannya sedikit berbeda, karena tintanya menggunakan tinta merah, tidak seperti tulisan di lembar sebelumnya yang menggunakan tinta hitam.

Dear Mama ♡

Tulisan ini aku tulis untuk Mama yang kusayangi, walaupun entah suatu saat Mama bakalan baca ini atau engga.

Ma, terima kasih karena sudah melahirkanku, walau sebenarnya jika disuruh memilih, aku akan lebih memilih untuk tidak dilahirkan.

KRISAN PUTIH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang