ʕ´• ᴥ•̥'ʔ
•
•
Spam komen ya, tinggalkan jejak^^
Happy reading >.<_*_
Yup, ia mengerti Cliantha memang mencintai Arlo. Namun, kini keadaannya berbeda, sebab tubuhnya diisi Cassia. Di hati Cassia, ada Arsen bukan Arlo.
Cowok bermata kuning itu menanam kebencian dan terus memupuknya sampai semakin besar, hingga Cassia bahkan tak ingin dekat dekat dengannya.
Akan tetapi permintaan Cliantha yang baru, tak mampu membuat Cassia untuk terus egois memilih Arsen dan menghindari Arlo.
6.Cinta yang terbalaskan
Di sekolah pun, sebelum kejadian itu, entah Arlo atau Cliantha tak saling menyapa atau berkomunikasi. Padahal status mereka pacaran. Haha, lucu sekali memang dua orang ini.
Cassia semakin bingung, sampai mempunyai alibi, mungkin Arlo memang tak mencintainya, hanya memanfaatkan saja agar para perempuan perempuan itu berhenti menempel padanya.
"So? Gue harus ngorbanin perasaan gue dan malah mencintai orang yang nggak gue cintai apalagi dia juga gak cinta sama gue!?" Cassia menepuk kening seraya ternganga kecil. Pasalnya, dia juga tak tahu harus melakukan apa.
"I'm gonna crazy, and i'm wanna cry!" keluhnya, memajukan bibir bawah.
Ia mengalihkan atensi, melihat ke luar balkon. Mata birunya melebar, langsung cerah.
"Hujannn!" pekiknya girang.
"Clisa, ayo kita main hujan bareng!" Cliantha membawa pot bunga tersebut.
Kaki mungil itu melompat lompat kecil, senang, berniat ke taman pribadi rumahnya yang berada dibawah. Untuk apa? Mandi hujan, lah. Apalagi!?
Lagian hujannya juga gak gede gede amat, langit juga gak gelap. Terlalu indah untuk dilewatkan.
Tak sengaja, Cliantha berpapasan dengan Lester saat menuju tangga. Gadis itu langsung membuang muka, mengacuhkan, sebab masih marah.
"Kemana lu!?" tanya Lester sinis. "Pake bawa bawa pot segala."
"Kemana mana hatiku senang!" sahut Cliantha yang sudah dipertengahan tangga, berbalik sekilas untuk memeletkan lidah, mengejek, kemudian melanjutkan langkah, bodo amat.
Lester mengernyit heran, ia penasaran, jadi mengekori gadis itu dari belakang.
"Wuhuuu, rain, i'm comiiingg!" seru Cliantha, berlari ke hamparan rumput hijau sintentis dengan kaki telanjang.
Dia berputar-putar kecil bersama pot bunga di tangannya, lalu Cliantha menaruh Clisa di bawah. Tangannya terlentang, seolah menangkap tetesan tetesan hujan tersebut, berniat meniru Clisa, menjadi tanaman.
"Siram aku!" kata Cliantha, menengadah ke atas langit dengan mata terpejam.
Lester ternganga di ambang pintu, habis kata melihat kelakuan random itu. Dia menggeleng geleng kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassia for Cliantha (Transmigrasi)
Fantasy"Sialan! Dari banyaknya tokoh yang kuat di sini, gue malah masuk ke tubuh protagonis yang lemah dan penyakitan!" Cassia Nasrin tertidur di perpustakaan setelah membaca novel 'Cliantha' .Namun, tidak disangka ketika ia bangun semua berubah. Sampai ia...