(◠‿◕)
°
°
°
Happy reading
Vote, komen, tinggalin jejak^-^_°°_
"Lu gak usah deket deket sama Antha lagi! Dia pacar gue, bangsat!" Arlo menarik kerah Arsen, mendorong tubuhnya kuat sampai membentur dinding.
Koridor itu menjadi ramai.
Arsen tersenyum tenang. "Weiss, tenang dong!" sahut Arsen, melepaskan tangan Arlo dari kerahnya. Lelaki bermata kuning itu agak terdorong mundur. "Emosian amat," lanjut Arsen.
Arlo membuang muka, tak senang, menghembuskan napas sejenak. Dia seolah tidak bisa tenang. Apalagi mengingat, bahwa Cliantha selalu terlihat lebih senang jika bersama Arsen.
Arlo berdeham, memandang datar Arsen yang tetap kalem. "Gue peringatin lu buat menjauh!" ucapnya menekan.
Arsen mengangkat alis sebelah. "Kalo gue gak mau, gimana?"
Cowok bermata kuning itu menarik salah satu ujung bibirnya. Secara tiba tiba menonjok pipi kanan Arsen kuat, sampai sang empu tertoleh ke samping.
"Itu yang lu dapat!"
Beberapa orang di sana memekik histeris.
Arsen menyeringai, ia mengusap ujung bibirnya yang sedikit berdarah dengan pipi memanas. "Berani juga lu," ucapnya masih santai.
Arsen menegak, menggertakkan gigi sekilas. "Dibanding Antha punya pacar kayak lu, mending dia sama gue! Lu, yang seharusnya jauhin dia!"
Arlo mendengus kecil seraya menatap sinis, mengumpat kasar.Arsen mengusap hidung sejenak. "Lagian gue liat liat, lu juga gak dianggap sama dia."
Rahang Arlo mengeras, tangannya semakin terkepal kuat. "Sialan!" umpatnya, langsung maju menghajar Arsen.
Arsen sekuat tenaga mencengkram kerah Arlo, menghajar pipi kiri tajam itu, melawan balik. Arlo langsung menepisnya, seakan tersulut emosi, tanpa melihat keadaan tendangan, serta bogeman terus Arlo lontarkan tanpa henti sampai Arsen kewalahan.
Arsen masih tersenyum saat Arlo sesaat berhenti. "Antha, gak pantes sama orang lemah kayak lu!" sarkas Arlo, ia mencengkram erat rahang Arsen, eneg oleh senyumannya.
"Jadi, gak usah berharap gue bakal lepasin Antha!" lanjutnya, tangan kekar itu sudah melayang lagi, masih gatal ingin menonjok.
Namun, suara teriakan histeris Cliantha menghentikan pergerakannya. "BERHENTI ARO! STOP!" katanya sedikit terisak, bergetar kuat menyeruak di kerumunan.
Arlo melirik Cliantha, lalu menatap Arsen lagi yang tengah tersenyum lemah. "Kayaknya, lu harus inget satu hal! Bahwa gue tetap pemenangnya," bisik Arsen, mampu menggetarkan mata kuning itu.
"Berisik!" Arlo melayangkan tinjuannya satu kali lagi, lalu membiarkan tubuh Arsen terkulai lemas ke bawah.
Cliantha berlari, langsung meraih tangan Arlo. "UDAH CUKUP!" pekiknya menatap nyalang Arlo yang berdiri tegap dengan dadanya naik turun bersama deru napas tak beraturan.
Cliantha berada ditengah mereka, seolah menjadi penghalang, agar Arlo tidak maju lagi.
"KALI INI LU KETERLALUAN! MINTA MAAF SAMA KAK ARSEN!" lanjutnya bergetar hebat, cairan bening keluar dari mata biru itu, hatinya terkoyak hancur ketika melihat Arsen yang tak berdaya dengan keadaan memperihatinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassia for Cliantha (Transmigrasi)
Fantasy"Sialan! Dari banyaknya tokoh yang kuat di sini, gue malah masuk ke tubuh protagonis yang lemah dan penyakitan!" Cassia Nasrin tertidur di perpustakaan setelah membaca novel 'Cliantha' .Namun, tidak disangka ketika ia bangun semua berubah. Sampai ia...