╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯
Makan malam yang canggung. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring beradu. Samar samar Cliantha menghela napas, sebenarnya ia ingin pergi saja. Mending makan di warteg.
Gadis bermata biru itu beberapa kali mencuri pandang, entah pada Lester atau Dianella. Mereka tampak biasa saja, merunduk fokus dengan makanan di piringnya.
Apa cuma Cliantha doang yang gak suka keadaan membosankan ini?
Cliantha jadi tidak nafsu makan, memainkan sendok saja. Ia harus menahan diri agar tak beranjak, sebab ini adalah makan malam pertama dengan keluarga lengkap.
Gadis itu berdeham kecil, mengundang atensi, tapi kemudian merapatkan bibir, menciut lagi.
"Minum dulu! Hati hati makannya!" tegur sang Ibu pelan, menyodorkan air.
Cliantha tersenyum tipis. "Hmm, iya. Makasih, mah!" sahutnya, meminum sesaat. Kemudian menghela napas lagi.
V●ᴥ●V
Gadis itu melirik ke meja kosong entah sudah berapa kali. Dia mendengkus keras, sulit fokus terhadap bukunya. Arlo dan Arsen kata Wila di Time Out sekitar tiga hari karena kasus kemarin.
Cliantha menghela napas, merasa bersalah. Imaje Arlo yang notabenya anak cerdas pemegang ranking nomer satu tersebut menjadi bad boy seketika. Yang biasanya terkenal diam serta cuek, dingin bagai es, ternyata diketahui mempunyai emosi yang meledak-ledak.
Sedangkan Arsen sebagai Waketos, terkenal ramah, baik, kalem, dan tenang, ternyata tak sesabar itu. Cliantha berada ditengahnya, ikut disalahkan oleh banyak persepsi, disebut kecentilan, penebar harapan, so cantik, dan lain sebagainya.
Padahal Cliantha juga tidak menyangka, hal sederhana bisa jadi serumit ini. Entah itu tentang perasaan atau tentang hanya karena berangkat bareng sama Arsen.
Iris biru tersebut menghela napas, menerawang kosong, nampak mendung. Masalah kalo dateng, kenapa harus barengan sih? Gak bisa satu satu?
Belum lagi masalah di rumah. Dahlah.
Wila menghembuskan napas memperhatikan sahabatnya yang terus menekuk wajah kelihatan muram, dia menyenggol tangan Cliantha, berusaha menyadarkan. Sang empu mendelik, merasa terganggu.
"Apa?" katanya, melirik malas.
Wila jadi terdiam, tak langsung mengeluarkan kata, membuat Cliantha mengernyit heran.
"Hidung lu berdarah," gumam Wila.
Cliantha melebarkan mata, langsung menengadah, dia sampai tak sadar begini kalo mimisan. Wila gercep mencari tisu, membantu.
"Ada apa?" tanya Mr Vardo, merasakan kebisingan.
"Antha mimisan mister, wajahnya juga pucat. Permisi, kita boleh ijin ke UKS?" kata perempuan berkacamata itu, masih panik membersihkan darah yang telah menetesi baju seragam Cliantha.
"Yasudah, tapi kalo sudah membaik, kembali lagi ke sini!"
°
"Tha, kalo lu banyak pikiran, bisa bagi sama gue. Kenapa?" tanya Wila khawatir.
Cliantha sudah terbaring di UKS setelah tadi meminum teh buatan penjaga UKS.
"Gue bingung harus bilang darimana," sahutnya, memajukan bibir bawah sekilas. "Tapi gue mau bilang makasih sama lu, udah ngasih gue banyak informasi selama ini dan udah ngertiin gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cassia for Cliantha (Transmigrasi)
Fantasy"Sialan! Dari banyaknya tokoh yang kuat di sini, gue malah masuk ke tubuh protagonis yang lemah dan penyakitan!" Cassia Nasrin tertidur di perpustakaan setelah membaca novel 'Cliantha' .Namun, tidak disangka ketika ia bangun semua berubah. Sampai ia...