14

10.6K 723 1
                                    

(⁠ー⁠_⁠ー⁠゛⁠)

Antara sadar dan tidak, Cliantha merogoh handphonenya, mengerjapkan mata beberapa kali, agar melihat jelas apa isi pesan yang Wila kirim.




Wila: Tau gak? Lu trending topik Thaaaa!!!

Wila: Mereka kira, lu pacaran sama Arlo, gara-gara kejadian kemarinnnnn.




Mata Cliantha melebar, langsung sadar sepenuhnya, ia terperanjat.

"WHAT??" pekiknya refleks, tercengang.

Cliantha memijit pelipisnya, mendengkus kasar. "Gak bisa dibiarin nihh! Kenapa si? Orang orang pada so tau!? Kenapa harus gue? Aishhh, sialan!" Ia merutuk, padahal masih pagi.

Gadis itu mengacak rambutnya gusar. "Wahh, gak bener! Bisa makin mampus gue."

Ia menarik napas panjang menghembuskan perlahan, berusaha tenang. Jadi terdiam dengan pandangan menerawang.

"Semua harus clear."

Dia melompat dari tempat tidur, melempar selimutnya secara terburu-buru, langsung pergi ke kamar mandi.

Mungkin, bukan satu circle lagi yang akan membencinya, tapi satu sekolah.




(⁠٥⁠↼⁠_⁠↼⁠)



Dia berjalan setengah berlari, membelah kebisingan pagi ini di koridor sekolah. Berusaha mengacuhkan cercaan demi cercaan yang dilontarkan untuknya.

Sudah seperti Idol yang tertangkap dispatch saat berkencan, terus fanbasenya gak terima, akhirnya si cewek yang kena hujat habis habisan. Hadeuhhhh.

Bruk ....

Cliantha terjatuh keras ke lantai. Seseorang menangkas kakinya secara mendadak. Ia menggigit bibir sekilas, jadi meringis kecil tertahan.

Gelak tawa memenuhi telinga Cliantha, membuatnya menghembuskan napas kasar, tak tahan.

"Lu pikir orang-orang ada di pihak lu? Cih, mimpi banget!"

"Gue yakin si, kemaren lu godain Arlo atau buat ulah, nyari perhatiannya, yakan?"

"Udah gue duga."

"Cewek kayak lu, bukan selera dia, because you're just a bitch!" katanya memancing.

Cliantha menghela napas panjang, merotasikan mata malas. Pagi-pagi sudah menghadapi drama begini.

Dia berdiri, menatap dingin mengintimidasi pada sesosok perempuan yang tengah melipat kedua tangan di dadanya, seperti sedang menantang.

Cliantha berdecak, tersenyum miring, meremehkan. "Kenapa? Butuh banget perhatian gue, hah?" 

Zela merotasikan mata. "Sama cabe kayak lu? Buat apa?" sahutnya.

Cliantha menyeringai, mengibaskan rambut sebentar. "Lu merasa kalah, ya? Kenapa? Belum pernah dipegang Arlo? Selama ini ngegodain dia belum ada hasil, ya?" ucap Cliantha tak kalah. Wajah Zela memerah seperti menahan malu.

Cassia for Cliantha (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang