(。•́‿•̀。)
*
*
Happy reading, ges><"Kak ...."
Tangannya tergantung di udara, menatap hampa. Cliantha langsung menariknya kembali, saat orang yang dimaksud mulai berbalik memandanginya.
"Tha, ada apa?"
Gadis itu agak gelagapan menjawabnya, "K-kak Arsen, gak sama bang Lester?"
Arsen mengernyit. "Enggak, kenapa? Tumben nanyain."
Cliantha mengangguk kecil saja. "Yaudah kalo gitu, aku duluan!" ucapnya, lalu pamit pergi, buru buru.
Cliantha berdecak kesal, merasa bodoh, tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia merutuk sendiri. Mengapa Cliantha bahkan tak bisa menahan untuk tidak menyapanya!?
Dalam beberapa hari saja, sudah asing.
Gadis berambut coklat tersebut menghela napas setelah sampai di kursinya. Dia menelungkupkan wajah diantara tangan yang terlipat.
"Emang boleh secanggung ini!?" gumamnya bernada sedih.
"Padahal pernah deket banget." Matanya terpejam.
( ̄ヘ ̄;)
Cliantha memicingkan mata pada lelaki di sampingnya yang tengah duduk memegang stir mobil.
"Gue pengen ke pantai! Sekarang! Gak mau pergi ke sekolah!" ucapnya memperotes.
Arlo menghela napas, entah sudah berapa kali, padahal masih pagi.
Cliantha berdecak, membuang muka, mendengus keras. "Tanpa lu juga, gue bisa pergi sendiri!" lanjutnya ngotot.
Arlo memijat pelipis, samar samar mencibir kecil. "Pantai gak buat lu pinter atau lulus. Kan ada hari minggu!" kata Arlo pada akhirnya, sabar.
Cliantha mengerucutkan bibir. "Hari minggunya masih empat hari lagi, kelamaan! Maunya sekarang!"
"SE-KA-RANG!"
"Gue gak punya banyak waktu lagi, Aroo!"
Garis wajah lelaki bermata kuning tersebut berubah sangat dingin. Cliantha langsung mengatupkan bibir, tersentak sendiri. Gadis itu jadi menghela napas.
Cliantha menunduk dalam, memainkan jari jarinya, berbicara pelan, "Aku cuma pengen ngisi waktu sama sesuatu yang belum pernah aku rasain. Aku pengen ngisi kehidupanku dengan hal yang berharga."
"Gak bisakah kamu wujudin itu?" ucapnya memelas.
Arlo tak bisa menahan untuk tidak cair kala itu juga.
Aku-Kamu?
Ciahhhh ....
Walau hatinya terasa mengganjal serta sesak, merasa bersalah saat Cliantha mengungkit tentang waktunya. Arlo berusaha tetap pengertian.
Sebelah tangannya, mengusak sebentar rambut coklat Cliantha, tersenyum tipis di sana. "Kita pergi sekarang, hmm? Aku bakal wujudkan apapun. Just for you, Cli! Just for you ...." ucapnya dengan suara berat khas.
Cliantha tersenyum simpul.
"Makasih Aro!"
Yup, permintaan selanjutnya sudah muncul. Kebetulan hari ini Arlo berinisiatif menjemput Cliantha. Meski tadi harus menghadapi Lester dulu yang agak bawel melebihi mamahnya.
Selalu bilang kalo Arlo tuh gak bisa jagain Cliantha. Padahal mah, dia juga gak becus. Mana ada yang bisa mengalahkan sifat keras kepala pemilik iris biru tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassia for Cliantha (Transmigrasi)
Fantasy"Sialan! Dari banyaknya tokoh yang kuat di sini, gue malah masuk ke tubuh protagonis yang lemah dan penyakitan!" Cassia Nasrin tertidur di perpustakaan setelah membaca novel 'Cliantha' .Namun, tidak disangka ketika ia bangun semua berubah. Sampai ia...