1

16.5K 1K 5
                                    

(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

"Sialan! Dari banyaknya tokoh yang kuat di sini, gue malah masuk ke tubuh protagonis yang lemah dan penyakitan!" gerutunya dalam hati.

Cassia mengusap wajah sejenak, kemudian berkata tanpa suara. "Maksudnya apa coba? Terus nasib gue di real life gimana? Apa mimpi kali, yah?"

Rasanya ingin teriak sekencang mungkin saat itu juga. Meluapkan segala pertanyaan dalam benaknya.

Apa ini karma?

Cassia pun tidak mengerti, kenyataannya sekarang dia sudah berbeda alam. Mungkinkah alam fiksi itu nyata?

Cliantha Nerine adalah seorang tokoh protagonis yang sekarang Cassia masuki tubuhnya. Diceritakan bahwa ia memiliki penyakit kanker sehingga Cliantha divonis tidak memiliki banyak waktu yang tersisa dalam hidupnya.

Cliantha berasal dari keluarga kaya, anak satu tunggal dari pasangan Atressa Nerine dan Devatja  Nerine. Namun, karena sesuatu hal mereka mengadopsi seorang anak laki-laki bernama  Lester Mallory lebih tua satu tahun dan seorang anak perempuan bernama Dianella Celosia seumuran dengan Cliantha.

Mereka ditugaskan untuk menjaga adiknya. Akan tetapi alih alih menjaga, Lester dan Dianella malah melakukan yang sebaliknya. Acuh, tak peduli, bahkan berlaku semena-mena terhadap Cliantha. Sampai gadis itu putus asa, apalagi setelah mengetahui penyakitnya. Semangat hidup Cliantha pun menghilang.

Seingat Cassia, Cliantha sebenarnya terlalu menyayangi mereka, sampai ia lupa untuk menyayangi dirinya juga. Demi mendapatkan cinta dari mereka, Cliantha rela melakukan apa saja. Alih alih mendapatkan perhatian, dia kalah membuat mereka risih, serta lebih membencinya.

"YANG TERLAMBAT BERDIRI DI LUAR SAMPAI PELAJARAN SAYA SELESAI!" teriak guru killer dalam kelas, membuat Wila dan Cliantha menelan salivanya susah payah.

Detik berikutnya mereka sama sama menghela napas.

"Udah cape cape lari, mana jauh banget," keluh Cliantha gusar.

Wila mendelik, membenarkan kacamata sejenak. "Semua gara gara lu! Pake acara main tebak tebakan segala. Jadi gue ikut ikutan di hukum."

Cliantha mengerucutkan bibir tak mengelak, menunduk kecewa, mengeluhkan dirinya bersama semua kejadian ini.

"BERDIRI YANG TEGAP DAN JANGAN MENGOBROL!" tegur Guru killer, sukses membuat mereka menegakkan badan.

(⁠◡⁠ ⁠ω⁠ ⁠◡⁠)

Cliantha bernapas lega di kursinya setelah beberapa jam berdiri bersama Wila.

"Heh, ini meja gue Tha!" kata Wila protes.

Cliantha mengernyit polos. "Ha? Emangnya gue duduk dimana? Kita ga sebangku?"

"Otak lu koslet ya, karena abis tidur terus lari lari?" gerutu Wila, lelah dengan temannya.

"Lu duduk di sana!" Wila menunjukkan kursi kosong disamping laki laki yang sedang sibuk dengan bukunya.

"Dia siapa? Temen gue juga?" Cliantha semakin kalap kebingungan.

Wila mendekat, sedikit berbisik. "Dia crush lu! Orang yang paling lu suka."

Cassia hampir lupa bahwa Cliantha adalah gadis bodoh yang mengajar cinta dari seorang Arlo Eliseo, benteng tinggi yang dingin.

Perkataan yang menusuk dari Arlo selalu menyakiti hati Cliantha, tapi bukan Cliantha namanya kalo tidak keras kepala. Bahkan dia rela dibuly oleh antek antek pemuja Arlo dan tetap tidak tau diri mendekati Arlo.

Namun, sekarang tidak akan lagi. Cassia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia bukan termasuk orang yang mencintai Arlo. Jadi, menjauhi Arlo hal mudah baginya.

"Lu aja yang duduk disana! Gue udah mager disini," kata Cliantha malas, mengibaskan tangan.

Wila ternganga tak percaya. "Gue tikung Arlo, nanti nangis darah lu!"

"Lu mau bawa ke rumah lu juga terserah, Wil!" sahutnya malas.

Wila mengecek kening Cliantha, menyamakan dengan keningnya. "Lu gak sakit? Otak lu ga ketinggalan di perpustakaan, kan?"

Cliantha memutar bola mata malas, berdecak kesal. "Sana duduk! Bentar lagi gurunya datang!"

Wila masih menyentuh keningnya sendiri. "Apa gue yang sakit ya?" ucapnya bingung sendiri.

Sesuatu hal yang ajaib rasanya bila mendengar Cliantha tak ingin berdekatan lagi dengan Arlo. Bila mengingat betapa gila dia mengejar ngejar cowok itu mesti telah ditolak beribu kali.

"Arlo termasuk luka yang seharusnya ga Cliantha kenal sejak awal."

Arlo tak memberi respon apapun. Bahkan Wila duduk di sampingnya pun dia tetap diam. Seperti menequin yang tak punya nyawa.

Istirahat akhirnya datang, Cliantha memasukan semua bukunya, secara tidak sengaja melihat bekel makanan di dalam sana. Melihat lihat sebentar, sebelum akhirnya ia menatap Wila yang dengan lurus berjalan melewatinya menuju keluar.

"Eh, Wil! Kok gak ngajak gue?" tanya Cliantha cepat.

Wila berbalik tubuh ketika di ambang pintu. "Lu biasanya makan di rooftop, kan?"

"Rooftop ya..., Cliantha penyendiri? Kok, gue lupa?"

"Gue pengen ke kantin hari ini!"

"Tumben?" Wila membenarkan kacamata, lalu mengendikkan bahu. "Yaudah, ayo!"

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

'Gue pengen tau semua tokoh utamanya hari ini juga!' -Cassia

'Biasanya juga ngasingin diri, kenapa tiba tiba?'-Wila

'Aneh'-Arlo

Cassia for Cliantha (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang