6

13.1K 957 4
                                    

✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Jam istirahat telah berbunyi. Cliantha mengernyit saat ia ditahan oleh Pak Darwin untuk berbicara sebentar.

Pak Darwin tak memutuskan pandangannya pada Cliantha yang sedari tadi menunduk dalam. Ia melipat tangan ke belakang.

"Kenapa kamu membolos kemarin?"

Deg

"Karena pelajaran saya membosankan? Apa kamu merasa pembelajaran ini tidak penting?"

Cliantha menelan ludah susah payah, dia sungguh terintimidasi. Pertanyaan yang dilontarkannya sudah sangat mewakili.

"Jawab!" desaknya.

"Ma-maaf pak!" ucap Cliantha terbata. Siapa sangka akan jadi serius?

"Kamu mau jadi apa? Udah merasa hebat?"

Cliantha menghela napas panjang mendengar Pak Darwin terus berbicara. Ia melirik ke arah dimana Arlo duduk tenang dengan headphone di kepalanya, tak menghiraukan. Cliantha jadi memikirkan sesuatu.

"Pak! Kemarin saya gak sendirian kok!" potongnya. Pak Darwin mengernyit.

Cliantha menyunggingkan senyum sekilas. "Kemarin, Arlo ada bersama saya! Kenapa hanya saya yang ditegur? Masa bapak tidak tahu?"

"Diam kamu!"

Cliantha hanya merapatkan bibir, menunduk lagi. Pak Darwin langsung mengalihkan atensinya. "Arlo!"

Sang pemilik nama yang merasa terpanggil akhirnya melepaskan headphone. "Kenapa, Pak?" tanyanya dengan ekspresi datar.

"Berdiri di sini!" suruh Pak Darwin.

Dalam hati, Cliantha tertawa bahagia melihat yang sudah berdiri di sampingnya.

"Kalian berdua akan saya hukum!" tegas Pak Darwin. "Karena kalian sudah bolos di pelajaran saya!" lanjutnya.

"Saya juga?" tanya Arlo masih datar.

"Ya! Saya baru ingat bahwa kamu bahkan tidak ada sebelum pelajaran saya dimulai sampai akhir! Kamu tidak bisa semena mena begitu!"

Cliantha melirik Arlo ketika Pak Darwin membelakangi mereka. "Dengerin tuh!" Tanpa suara, terlihat mengejek. Wajah Arlo semakin datar.

"Karena kalian pintar, jadi saya akan menghukum kalian mengerjakan soal pilihan ganda!"

Cliantha menghela napas merasa lega untuk sebentar.

"Tapi dengan penjelasannya!" tegas Pak Darwin sedikit melotot.

"APA?"

(⁠✿⁠☉⁠。⁠☉⁠)

Cliantha membuang napas berat untuk kesekian kali. Ia melirik Arlo yang duduk di hadapannya, sedang sibuk dengan kertas kertas dari Pak Darwin. Ini bukan tentang soal. Cliantha bahkan sudah mengerjakan setengahnya dengan baik.

Ini tentang bagaimana cara agar mereka bisa makan bersama? Yang Cassia tahu, Arlo selalu menolak Cliantha. Mengingat bahwa Cliantha juga sering membawakan makanan dari rumahnya dengan penuh effort dan berakhir di tong sampah, membuat Cassia semakin putus asa.

Cassia memejamkan mata sejenak, membatin. "Duh, gue di real life pas ngajak makan Erlen gampang gampang aja." Ia memijat pelipisnya.

Erlen adalah salah satu teman cowok Cassia. Mereka sudah berteman sejak masih bayi. Cassia memang gayanya sedikit tomboy dan urak urakan dibandingkan Cliantha. Jadi, kebanyakan temannya cowok. Namun, sikap Cassia yang netral membuat dia juga bisa berbaur dengan sesamanya.

Cassia for Cliantha (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang