Es krim

169 14 1
                                    

Sesuai ajakan Cantika, akhirnya Afan ikut menemani nya beli es krim, sesampainya di tempat penjualan es,Afan membeli 2 es krim untuk mereka.

"Kok cuman 2,gue mau es krim yang banyak."protes Cantika,pasalnya gadis itu kalau makan pasti lebih dari satu.

"Emangnya mau beli berapa banyak?"

"10 Buah."

"Can jangan bercanda,Nanti lo sakit karena kebanyakan makan es."

"Stok es krim gue habis,jadi bisa gue makan untuk beberapa hari kedepan."

Cantika sangat menyukai es krim,sampai-sampai isi kulkas di rumah nya penuh dengan es krim.

"Tapi can."

"APAN,jangan larang gue."ujar Cantika yang masih keras kepala,lalu meminta penjual es krim untuk memasukkan 10 es kedalam kantong plastik yang sudah dia sediakan.

"Makasih ya bang,nih uangnya."ujarnya Cantika sembari menyodorkan uang kepada penjual es.

Afan masih tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya itu,yang selalu keras kepala dan membantah semua larangannya.

Cantika menarik tangan Afan ke taman tidak jauh dari mereka berdiri."nah sekarang kita makan es krimnya."ujar Cantika yang langsung memakan es krimnya begitu lahap.

"Makan es krim aja kayak anak kecil,"ujar Afan sembari membersihkan bibir Cantika yang belepotan karena es krim.

Dengan tak sengaja Cantika memegang tangan Afan yang membersihkan bibirnya,mata mereka pun saling bertatapan.Tatapan keduanya begitu dalam,netra hitam mereka seolah-olah sedang berinteraksi,tatapan yang begitu tajam,bak elang yang mematikan mangsanya.Afan sama sekali tidak berkedip menatap wajah Cantika yang begitu cantik,ketika posisi mereka yang berdekatan seperti itu.

Plak

Itu adalah bunyi tamparan yang tidak begitu keras yang berasal dari tangan Cantika mengenai pipi Afan."Gak usah  salting,dan gak usah  segitunya ngelihatin gue."ujar Cantika yang secepatnya tersadar.

"Siapa yang natapin Lo,gue cuman bersihin bibir Lo."

"Gak perlu dibersihin,gue bisa sendiri."

"Terserah Lo deh."ujar Afan yang akhirnya pasrah.

Cantika melihat Afan yang masih setia memegang es krim di tangannya,bahkan es krim itu masih utuh."Kok es Lo gak dimakan?"Tanya Cantika.

"Malas."jawab Afan sesingkat mungkin.

"Yaudah sini buat gue aja."ujar Cantika yang langsung merampas es krim itu dari tangan Afan.

Afan hanya bisa pasrah,tanpa merebut kembali es krim itu.dia bukannya Malas,atau gak suka dengan es krim,tapi dengan melihat Cantika senang aja udah cukup.Membuat gadis itu tersenyum adalah kebahagiaan yang tiada Tara baginya.

Setelah menghabiskan waktu berdua dengan menemani Cantika beli es krim.mereka pun memutuskan untuk pulang.Afan  mengantarkan Cantika ke rumah nya,bukan pake motor,hanya jalan kaki,berhubung jarak rumah Cantika dan taman tidak begitu jauh.

Sesampainya di rumah,Cantika merasa ada yang aneh, rumah yang tadinya sepi tiba-tiba ramai,persis seperti pasar,orang-orang berpakaian serba putih.

Bukan hanya itu,di halaman rumahnya berkibar bendera berwarna putih,entah siapa yang memasang bendera itu,Cantika pun tidak tahu,ada apa?mengapa?banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya.

Cantika langsung berlarian masuk ke dalam,diikuti oleh Afan di belakang nya.sesampainya di dalam,Cantika melihat mayat yang sudah di tutupi kain serba putih,dibaringkan di tengah-tengah orang ramai,yang selalu melafalkan ayat-ayat Alquran.

CANFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang