Terungkap

132 13 1
                                    

Seorang wanita paruh baya memasuki sebuah ruangan,dia membuka pintu secara perlahan,melihat ke setiap sudut ruangan.Dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Afan kebiasaan,kamarnya suka berantakan."ujar Erna sembari membereskan kamar Afan yang sangat berantakan.

Afan masih berada di sekolah,katanya ada kegiatan ekstrakurikuler jadi pulang mungkin agak sore.kebiasaan Afan sebelum berangkat sekolah dia pasti lupa membereskan kamarnya.

Erna membersihkan ranjang tempat tidurnya,bantal, kasur serta meja belajar,buku-buku yang berserakan di rapikan Serapi mungkin.lalu dia lanjut membersihkan laci tempat biasa Afan menyimpan benda-benda penting seperti pulpen,pensil atau peralatan sekolah lainnya.

Erna membuka laci itu,dia menemukan botol obat-obatan.dia pun heran itu obat apa?setahunya Afan tidak punya penyakit apa-apa.dia mengambil botol itu dan membaca tulisan yang tertera di luarnya.

"Obat kanker darah?"kaget Erna.

Afan memasuki kamarnya,Erna membalikkan badannya lalu mendekati Afan dan meminta penjelasan dari cowok itu.

"Afan,jelaskan ke mama ini obat apa?"Tanya Erna

"M-a-m-a."kaget Afan

"Kenapa kamu kaget, jelaskan ke mama ini obat apa?"

"Kamu menderita sakit kanker darah, sejak kapan?"

"Itu bukan obat sakit kanker darah ma,itu hanya obat biasa  obat untuk menghilangkan rasa lelah."ucap Afan berbohong.

"BOHONG, kamu bohong sama mama,kamu pikir mama bodoh dan gak tau ini obat apa?"

"Jawab mama Afan!"

Afan menunduk tidak sanggup harus menjawab semua kebenaran nya kepada sang mama."Maafin Afan ma,Afan udah bohong sama mama."

"Maksudnya apa?apa yang kamu tutupin dari mama?"

"Afan menderita sakit kanker darah ma."

Deg

Bagaikan disambar petir di siang bolong,hati mama Afan sangat hancur,kenapa Afan bisa menyembunyikan hal sebesar darinya.

"Kenapa kamu gak pernah cerita ke mama?"

"Afan gak mau mama khawatir,Afan sayang sama mama dan papa,dan Afan gak mau ini akan beban pikiran untuk kalian,kalian sibuk bekerja jadi Afan tidak mau menganggu pekerjaan kalian."

"Afan kamu itu anak papa dan mama,anak satu-satunya dan apapun itu kamu harus cerita ke mama dan papa,kamu itu tanggung jawab bahkan lebih penting dari pekerjaan."

"Sekali lagi maafin Afan ma."

Erna pun memeluk Afan begitu erat,mengelus rambut putranya itu,dadanya terasa sesak hatinya begitu hancur, ternyata ada penderitaan yang di ditahan anaknya tanpa sepengetahuan dirinya.

"Sejak kapan kamu menderita penyakit itu?

"Sudah satu bulan yang lalu ma."

Prangkk

Terdengar bunyi sesuatu yang jatuh,Erna dan Afan melihat kearah sumber suara,dari pintu masuk kamar Afan,berdiri Cantika dengan wajah yang sangat kaget.tadi Cantika mendengar semuanya dan tak sengaja dia menyenggol pot bunga di dekat pintu kamar,hingga membuat bunyi jatuhnya mengaggetkan Afan dan Erna.

"Afan?jadi benar apa yang dikatakan Haura kalau kamu menderita penyakit kanker darah?"Tanya Cantika yang langsung masuk berdiri diantara Afan dan Erna.

"Sejak kapan kamu sampai?dan ngapain kamu kesini?"

"Aku mendengar semua nya,dan aku sengaja datang ke rumah kamu untuk memastikan tentang apa yang disampaikan Haura."

"Fan,kenapa sih kamu harus sembunyiin dari aku,sedangkan kamu menceritakan semua sama Mala, sebenarnya pacar kamu itu Mala atau aku sih?"

CANFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang