Chapter 8

187 14 0
                                    

Yuan membawa singkong bakar dan meletakkannya di atas meja. Eleena ingin membantu Yuan tapi dia tidak ingin merepotkan Eleena. Noah dan Naya sudah tidur di tempat tidur tanpa alas. Melihat rumahnya yang berantakan dan kecil Yuan merasa berkecil hati.
"Maaf lumah kami kecil dan sempit. "Kata Yuan merasa bersalah. Yuan merasa orang didepannya berasal dari keluarga berada. Pakaian yang dikenakan gadis itu sangat cantik dan mewah, pernak pernik yang dia kenakan juga terlihat mahal terbuat dari emas dan perak yang berkualitas.

"Tidak apa-apa kakak, Eleena merasa bersyukur karena Kakak telah memperbolehkan kami menginap disini. "

Eleena mengambil jepit rambut emas dari rambutnya dan meletakan ke tangan Yuan. Eleena merasa berutang budi kepada Yuan karena telah memperbolehkan ia menginap disini,
"Ambil ini kak, ini memang tidak seberapa tapi aku sangat berharap kau mau menerimanya anggap saja ini pembayaran untuk sewa di rumah kakak. "Kata Eleena pelan.

Yuan menatap perhiasan cantik itu sekilas , kemudian menatap Eleena.
"Tidak ini telalu mahal, tidak usah membayal itu karena aku tulus menolongmu.

Eleena tersenyum,
"Tidak, Eleena merasa senang jika kakak menerimanya. "

Yuan menerima perhiasan itu dan memasukannya ke dalam kantong, dan berkata,
"Terimakasih Eleena, aku beldoa supaya kau panjang umur dan sehat selalu. "

"Terimakasih atas doanya jika kakak Yuan memerlukan bantuan Eleena kapanpun Eleena akan datang. "Kata Eleena meletakan lonceng bunyi ke tangan Yuan. Lonceng bunyi adalah alat komunikasi jarak jauh jika kau menggoyangkan lonceng ini maka di manapun kau berada dia akan tahu. Lonceng bunyi adalah hadiah yang diberikan Nalendra kepada Eleena. Tapi dia tidak butuh ini karena ada Pandu dan Guntur yang selalu mengekornya seperti itik.

"Bagaimana cala menggunakannya?"tanya Yuan dengan mata berbinar.

"Kau hanya perlu mengoyangkanya seperti ini. "Jawab Eleena sambil menggoyangkan lonceng itu.

Yuan memuji benda tersebut seperti anak kecil yang bahagia karena mendapat hadiah.
"Wah.. Benal-benal benda yang menakjubkan, benda ini sangat langka apa seseolang yang memberikannya kepadamu?"

Mata Eleena berbinar wajahnya bersemu merah,
"Benar itu pemberian seseorang."

"Bukankah ini sangat belharga? Apa ini pemberian dali kekasihmu?"tanya Yuan penasaran.

"eh, itu bisa dibilang begitu. "Kata Eleena malu-malu.

"Pasti dia olang yang sangat baik dan beluntung. "Kata Yuan menebak-nebak.

"Tidak juga. "

"Benalkah, kalau dia jahat tinggalkan saja dia kau sangat cantik pasti banyak olang yang menyukaimu. "Kata Yuan menyarankan.

"Tidak, aku hanya menyukainya, "Kata Eleena mantap.

"Kau olang yang baik dan setia,aku penasaran siapa olang tersebut. Apa dia ada diantala meleka?"tanya Yuan

"Tidak ada bukan mereka. "Jawab Eleena.

"Baiklah tidurlah, hari sudah malam. "

"Baik kakak. "

"Bagaimana dengan meleka?"

"Biarkan saja mereka mereka terbiasa tidur di alam terbuka. "

"Baiklah, aku pelgi dulu. "Kata Yuan pergi meninggalkan Eleena ditempat tidur yang hanya beralas tikar tipis.

Eleena sangat merindukan pria itu dia merasa ranjangnya kini sangat dingin tanpa ada pria tersebut. Eleena menghela nafas dan mencoba memejamkan matanya.

Banyu mengawasi Eleena dari atas pohon besar sedangkan Guntur mengawasi seluruh desa ini dari jarak jauh. Dia memandang langit malam yang gelap gulita. Melihat tidak ada yang aneh dia memejamkan matanya sejenak.

The Princess and The Demon KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang