Chapter 21

85 5 0
                                    

Entah berapa lama Eleena tertidur, dia tidak ingat. Barangkali mimpi atau angan-angan,

dia merasa seseorang mengecup keningnya. Kecupan itu masih terasa basah dan lembut.

Gadis itu memegang keningnya, mengumpulkan sisa-sia kehangatan yang ditinggalkan orang itu, ia tanpa sadar meneteskan air mata.

Sekarang Eleena berada di ruangan bernuansa putih dan biru. Ruangan ini terlihat tidak asing. Eleena hafal dan ingat setiap tata

letak benda yang ada di kamar mewah ini. Kamar ini adalah kamarnya yang berada di Kerajaan Akasia.

Pelayan wanita masuk ke dalam kamar membawa sebaskom air hangat dan meletakkan di atas meja.

"Nona, pangeran telah menyuruh pelayan rendahan ini membantu nona membersihkan diri. "

Eleena berusaha duduk di pinggiran ranjang dengan tangan yang masih terikat.

"Apa kau tidak akan melepaskan ikatan ini?aku tidak bisa bergerak dengan leluasa. "

Pelayan wanita menjawab dengan sopan.

"Maaf nona itu tidak bisa. "

Eleena tersenyum muram,

"Apa Briyan yang melarang mu?"

Pelayan wanita mengangguk kemudian membantu Eleena untuk melepaskan pakaian. Pelayan wanita berhenti sejenak dan menatap sebuah kalung indah yang melingkar di leher Eleena.

"Nona kalung yang anda pakai sangat cantik. Apa ini pemberian pangeran?"

Eleena tercengang, dia menunduk untuk melihat kalung yang tergantung dilehernya. Kalung itu sangat cantik, liontinnya berwarna merah dan berbentuk lingkaran.

Eleena menurunkan sudut bibirnya lalu tersenyum, senyum itu bukan senyum kebahagiaan ada kesedihan yang tak terlihat di wajah cantiknya.

"Benar, kalung ini sangat cantik. "

Eleena berbisik di dalam hati,

"Aku sangat merindukanmu Nalendra. Aku akan sabar menunggumu untuk menjemputku"

Pelayan tersenyum lalu kembali membantu gadis itu untuk melepaskan pakaian. Eleena tidak memberontak dan membiarkan pelayan untuk melepas pakaiannya. Dia sangat lelah terlalu banyak pikiran yang memenuhi kepalanya. Tapi tidak ada orang yang bisa menjawabnya yang ia lakukan hanya mengira-ngira.

Pelayan mengusap tangan Eleena menggunakan kain lap yang sudah dicelupkan air hangat. Ketika pelayan wanita mengusap pundak Eleena pelayan itu mengernyitkan dahi. Pelayan melihat tanda berbentuk bulan sabit berwarna merah, dia pikir itu hanya kotoran sehingga pelayan mencoba mengusap bekas luka aneh itu beberapa kali tapi bekas itu tidak bisa hilang.

Pelayan itu bingung dia hanya bisa menggelengkan kepala pelan lalu melanjutkan pekerjaannya.

Setelah membersihkan tubuh Eleena dengan baik, pelayan wanita mengganti pakaian Eleena dengan pakaian yang baru. Pakaian itu tampak cantik saat dikenakan gadis itu.

Pelayan wanita tidak tahan untuk memuji kecantikan Eleena.

"Nona anda sangat cantik, pasti pangeran akan terpesona. "

Eleena menjawab dengan wajah merona.

"Terimakasih, siapa namamu?"

Pelayan menjawab dengan pelan sambil merapikan pakaian berwarna merah muda yang dikenakan Eleena.

"Sarah nama saya Sarah. "

"Kamu juga cantik Sarah. "Kata Eleena memuji dengan tulus pelayan muda berusia 15 tahun. Pelayan ini cantik, hidungnya kecil dan bibirnya tidak tebal dan juga tidak tipis sangat pas dengan bentuk wajahnya yang oval.

The Princess and The Demon KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang