9

97 7 0
                                    

Mereka berhenti di kedai makanan. Berbagai jenis makanan di hidangkan diatas meja. Dariuz mempersilahkan untuk makan terlebih dahulu, tetapi karena kebiasaan wanita itu selalu melayani orang lain terlebih dahulu sebelum dirinya.  Menundukkan kepala menatap semangkuk nasi putih yang menggunung bahkan berbagai jenis lauk tertata rapi di atasnya. Ia mengangkat kepala menatap sekilas dan menurunkan kepalanya lagi, "Kamu pikir aku seekor babi yang makan begitu banyak, ini terlalu banyak aku tidak bisa menghabiskannya. "

Eleena mengangkat mata dan menatap Dariuz yang sedang mengerucutkan bibir kesal, "Makanlah jika tidak habis aku yang akan menghabiskan. "

Dariuz menjawab, mengangkat sendok dan memukul pinggir mangkuk dua kali sehingga menghasilkan suara dentang yang renyah, "Kau dengan tubuh kecilmu bisa menghabiskan semua makanan ini?"

Eleena mengangguk dan menghabiskan suapannya, "Tentu saja, makanan sebanyak ini jika tidak dihabiskan akan sayang sekali. Di dunia manusia sebutir nasi sangat berharga bagi mereka yang miskin. "

"Benarkah, di alam dewa mereka bisa makan dengan baik tanpa perlu memikirkan hari esok bahkan banyak buah ajaib yang bisa mengenyangkan dalam waktu lama. "

"Kalian harus bersyukur karena hidup tanpa kekurangan kami para manusia harus memikirkan makanan untuk hari esok, aku bahkan pernah memakan makanan sisa dari tempat sampah dan berebut dengan anjing liar. "

Dariuz menatap iba gadis manusia di hadapan-nya ia mengunyah makanan dengan perlahan, ia merasa tugasnya sebagai Kaisar Langit belum sempurna. Ternyata masih banyak orang yang hidup serba kekurangan di dunia manusia. Orion adalah Kaisar Langit yang baru di Istana Surgawi. Karena pembantaian yang mengerikan Kaisar sebelumnya mati dan digantikan oleh dirinya.

Dariuz meletakan mangkuk di atas meja dan berkata lembut, "Semua sudah berlalu, mulai hari ini aku akan mentraktirmu makan setiap hari, kau tidak perlu takut kelaparan lagi. "

Meski sekarang Eleena hidup serba kecukupan tetapi dia tidak akan menolak ketulusan dan kebaikan orang lain.

Eleena mengangkat kepala dan tersenyum, "Terimakasih, aku akan menerimanya dengan senang hati. "

Dariuz tersenyum dan melanjutkan makan entah mengapa gadis manusia ini sangat menarik di matanya. Jernih dan murni seperti air yang mengalir. Meski Dariuz tahu wanita ini hidup tanpa kekurangan tetapi wanita ini tidak menolak kebaikan orang begitu saja, "Habiskan makananmu kita akan melanjutkan perjalanan lagi. "

Eleena melanjutkan makan tanpa bersuara sedikitpun. Nampak dari sudut matanya seorang pria pembawa berita sedang mengatakan sesuatu yang membuat wanita itu menajamkan pendengaran, "Datanglah dan ikuti ujian pemilihan pelayan yang diadakan oleh Klan Maheswari pendaftaran akan dibuka besok, berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti ujian. "

Pembawa berita menempelkan selembar kertas di papan kayu. Orang yang berlalu lalang berhenti dan berdiri di papan kayu. Sebuah ide cemerlang terlintas di otaknya, sudut bibirnya tumbuh semakin lebar. Eleena meletakan mangkuk, melompati pagar pembatas dan berteriak lantang, "Minggir! Wanita cantik dari 3 alam mau lihat! "

Kini semua pasang mata tertuju pada Dariuz yang sedang duduk disana, ia menundukkan kepala menahan malu, ternyata wanita ini sedikit gila.

Karena terlalu bersemangat dia tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang lewat dan terjatuh dengan posisi yang tidak enak dipandang. Kepala Eleena membentur perut seseorang, orang itu menengaduh kesakitan, dengan takut-takut dia mengangkat kepala. Tetapi suara familier seseorang memanggil namanya dengan lembut, "Eleena?"Seketika Eleena tidak berani mengangkat kepala.

Sudah sepuluh tahun ia menunggu kedatangan orang itu, Eleena tercengang karena orang itu muncul di hadapannya seperti ini.

Sontak beberapa orang yang lewat berhenti. Menatap kedua orang aneh yang sedang berbaring di jalanan dengan berbagai macam ekspresi.

The Princess and The Demon KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang