Chapter 26

104 9 0
                                    

Nalendra muncul secara tiba-tiba diantara prajurit. Dia melempar Gilang ke belakang, Eleena segera berlari ke arah Gilang dan menangkapnya. Prajurit yang menarik paksa Gilang membelalakkan mata. Nalendra mengayunkan kukunya yang tajam pada prajurit. Tubuh prajurit terpotong menjadi beberapa bagian. Ekspresi para wanita berubah menjadi mengerikan, mereka berbalik menutup mulut dan menahan perut yang bergejolak.

Jika Nalendra punya pengukur amarah, mungkin jarum amarahnya sekarang menunjukkan angka 9. Dia sudah berbaik hati untuk melepaskan mereka tapi apa yang mereka lakukan sekarang membuat Nalendra kehilangan kesabaran. Penatua Jang melebarkan mata tidak mengira akan menjadi seperti ini, dia mencoba lari keluar dari aula istana tapi sayangnya sebelum sampai pintu aula. Penatua Jang sudah dihadang oleh Raja Iblis dengan senyum mengerikan terpasang di wajahnya, Penatua Jang mundur dan jatuh kebelakang, ia menggelengkan kepala.

"Ingin lari dari Raja ini! Berlarilah maka Raja ini akan mencabik-cabik setiap bagian tubuhmu hingga tak tersisa!"

Tubuh Penatua Jang bergetar hebat, dia merangkak ketakutan. Nalendra berjalan santai di depan mangsanya dengan wajah yang dipenuhi oleh darah, dia menyeringai dan menjilat bibirnya. Penampilannya sekarang sangat menakutkan, semua orang yang berdiri di sana tidak bisa bergerak dan tidak bisa berbicara karena ketakutan.

"Tidak, Jangan bunuh aku. Aku minta maaf. "

Nalendra tertawa terbahak-bahak, matanya mendelik.

"Maaf katamu, apa kau bercanda? Asal

kau tahu Raja ini tidak akan membiarkan seseorang menyentuh milik Raja ini. Orang yang melakukan itu terakhir kali sudah Raja ini bunuh semuanya. "

Nalendra mencengkeram leher Penatua Jang dan melemparkannya secara acak dengan keras. Tubuh Penatua Jang menabrak tembok, sehingga tembok membentuk lekukan yang dalam.

Aula Istana semakin mencekam para wanita berteriak histeris, Nalendra berdiri di depan Penatua Jang yang sedang pingsan, menarik rambut putihnya dengan kasar dan menyeret tubuhnya. Eleena berlari ke arah pemuda itu dan menarik sebelah tangannya dan menggelengkan kepala.

"Sudah cukup jangan lakukan lagi, ayo kita pergi dari tempat ini. "

Nalendra yang diliputi amarah sedikit melunak melihat wajah memohon Eleena, dia menjatuhkan tubuh Penatua Jang yang setengah mati dan setengah hidup dan beranjak pergi.

Guntur yang berada tidak jauh dari aula mendengar kekacauan, segera berlari ke arah Rajanya. Nalendra berkata tanpa ekspresi.

"Bawa orang tua itu ke Istana Kegelapan. "

Guntur mengangguk dan mendekati Gilang yang bergetar ketakutan. Nalendra menarik tangan Eleena dan membantunya menaiki Carberus. Carberus terbang dan meninggalkan aula istana.

Tidak lama kemudian mereka mendarat dengan sempurna di Istana Kegelapan, Nalendra berjalan cepat menuju aula kegelapan. Eleena berlari kecil mengikuti langkah lebar Nalendra. Pemuda itu masih marah dan tidak mempedulikan penampilan yang acak-acakan, dan dipenuhi oleh darah yang mulai mengering. Pelayan yang lewat membungkuk hormat. Nampaknya mereka sudah terbiasa melihat penampilan Nalendra yang seperti malaikat pencabut nyawa.

Eleena menghela nafas dan menggelengkan kepala, dia tahu pemuda ini masih belum puas membunuh dan mencabik-cabik tubuh Penatua Jang.

Nalendra melonggarkan kerah dengan kasar dan duduk di singgasana. Eleena menaiki tangga satu persatu dan berdiri di depan pemuda itu.

"Apa kamu marah karena aku menghalangimu untuk membunuhnya?"

Nalendra menopang kepala dan menjawab dingin.

The Princess and The Demon KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang