Eleena menyesap teh chamomile sampai cangkir kosong. Di cuaca yang sangat dingin minum secangkir teh bisa menghangatkan tubuhnya yang hampir membeku. Apalagi sekarang dia hanya mengenakan jubah hitam milik Nalendra, mantel yang ia pakai telah diberikan kepada pria tua tadi. Meski begitu Eleena tidak menyesal karena ia masih muda dan sehat berbeda dengan pria tua yang ia temui tadi hampir mati membeku karena kedinginan. Baginya mantel bulu hanya benda biasa, ia memiliki banyak mantel bulu di rumahnya, namun sialnya ia lupa membawanya.
Eleena meletakan satu keping perak di atas meja dan meninggalkan kedai. Sebelum pergi mampir ke toko pakaian dan membeli mantel bulu berwarna biru muda.
Langit senja sudah semakin gelap, dia tidak punya banyak waktu lagi dan harus bergegas pergi menuju pintu gerbang utama, berjalan setengah berlari dan tidak lama kemudian sampai di pintu gerbang utama. Disana dia melihat seorang pemuda berusia 20 tahunan menyandarkan tubuhnya pada batang pohon, rambut hitamnya dikucir tinggi dengan mahkota giok, ia menatap kosong pada pintu garbang yang terbuat dari batu yang sangat kokoh. Melihat kedatangan gadis itu, topeng emas yang ia pakai sedikit bersinar.
Dariuz menguap dan melambaikan tangan, "Kamu sedikit terlambat. "
Eleena membungkukkan badan dan dengan nafas tersengal-sengal menjawab, "Aduh! Maafkan aku, tadi a-ku mampir sebentar ke toko pakaian untuk membeli mantel. "
Dariuz melipat tangan di dada dan menjawab, "Tidak usah minta maaf, berdirilah dengan tegak! sebaiknya kita segera pergi. "
Eleena mematuhi perkataannya dan berdiri dengan tegak.
Dariuz kemudian memanggil sesuatu dengan siulan-nya. Di atas langit tepatnya di atas kepala mereka. Seekor naga putih yang teramat besar berputar di atas dan meraung sangat keras. Sang Naga berhenti berputar lalu turun ke bawah dan berhenti di hadapan mereka. Naga putih menurunkan kepala besarnya yang bertanduk sejajar dengan tubuh mereka.
Dariuz mengelus kepala sang naga duduk di atas kepal, mengulurkan tangan membantunya naik, "Naiklah tidak usah takut, dia adalah naga yang patuh. "
Eleena masih terkejut dan membeku seperti orang bodoh. Dariuz tertawa pelan dan berkata, "Kamu masih ingin berdiri disana?" Mengerjakan mata dan menggelengkan kepala, langsung berkata cepat, "Tidak...tidak aku akan naik. " Menerima uluran tangan dan duduk di sampingnya, tubuh mungilnya memeluk tanduk Naga dengan sangat erat.
Naga putih meraung dan terbang di langit dengan kecepatan sedang. Ia telah melewati bagian barat Eleena menurunkan mata menatap pemandangan cantik di bawah. Wilayah bagian barat sedang turun salju tetapi wilayah lain masih terlihat hijau bahkan gunung-gunung berdiri dengan tegak, sungai-sungai mengalir tanpa henti, hamparan hijau tanpa ujung menambah indah dan cantik. Seperti sebuah gambar yang keluar dari lukisan.
Eleena bahkan tidak bisa mengatakannya karena terlalu indah untuk dikatakan. Sebuah Perumpamaan atau rangkaian kata tidak bisa menggambarkan keindahan ini. Kagum, terkesima, dan takjub bahkan tidak bisa mendeskripsikan. Bahkan bintang dan bulan di langit kalah indah dengan pemandangan ini.
Wilayah bagian barat memiliki cuaca yang berbeda dari wilayah yang lainnya. Jangka waktu musim semi dan panas lebih pendek dari wilayah lainnya. Jika dingin akan sangat dingin dan jika panas akan sangat panas. Namun, ia sudah terbiasa menghadapi cuaca ekstrim yang tidak bisa diprediksi.
Istana Kegelapan tidak terkena sinar matahari, cenderung gelap dan dingin. Waktu pagi sampai siang adalah waktu senja, malam lebih panjang dari waktu siang hanya berlangsung 6 jam saja. Selebihnya akan gelap dan gelap. Akan tetapi saat malam hari wilayah bagian barat lebih terang dari wilayah lainnya seperti pasar malam; meriah, ramai dan gemerlap. Seperti bintang yang menyinari bumi, sangat indah dan cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess and The Demon King
FantasiRetta Eleena adalah gadis bangsawan dari Kerajaan Akasia dia kabur meninggalkan kehidupan mewahnya karena suatu hal. Dia tidak sengaja bertemu dengan Nalendra dan jatuh cinta padanya. Sedangkan Nalendra adalah Raja Iblis Kegelapan yang sangat kejam...