Chapter 20

114 8 0
                                    

Nalendra menopang kepala malas. Mata dinginnya yang sedingin es memandangi ruangan kosong sepi dan hening. Dia merasa ada sesuatu yang hilang dihatinya.

"Sepertinya tempat ini kembali seperti dulu. "Kata Nalendra kepada dirinya sendiri lalu pemuda itu tersenyum mengejek pada dirinya sendiri.

Guntur datang dari pintu utama, luka di tubuhnya sedikit membaik, meski wajahnya sedikit memar tapi itu lebih baik dari saat terakhir dia bertemu pemuda itu.

Nalendra memanggil Guntur untuk pergi memburu hantu ganas. Guntur berhenti di depan singgasana hitam lalu dia berlutut dan memberi hormat pada Nalendra.

"Tuan, semuanya sudah di siapkan dengan baik. "

Nalendra berdiri dari singgasana lalu menuruni tangga satu persatu dengan anggun. Nalendra berhenti di depan Guntur, dia meletakan tangannya di bahu pemuda itu dan menyuruhnya berdiri.

"Berdiri!"

Setelah Guntur berdiri dengan baik. Nalendra menarik kedua tangannya, lalu meletakkan kedua tangan di belakang punggungnya.

"Apa lukamu sudah membaik? "tanya Nalendra pelan. Masih dengan tangan yang dikunci kebelakang, nada suaranya tidak tinggi dan juga tidak rendah.

Guntur menatap wajah dingin Raja Kegelapan yang setiap saat bisa menenggelamkan siapa saja di dalam lautan es, dia menjawab dengan suara rendah dan sopan.

"Sudah tuan, apa tuan akan pergi sekarang?"

Nalendra menjawab dengan santai.

"Tunggulah sebentar, orang itu akan segera datang. "

Guntur tidak tahu orang yang dimaksud oleh Tuan Nalendra. Dia menatap bingung tuannya dengan kening dikerutkan. Namun, dari ambang pintu seorang berpakaian serba merah dengan kipas putih tersenyum lebar kepada Nalendra. Pemuda itu sangat tampan, berusia sekitar 20 tahunan, di antara alis terdapat ornamen api berwarna merah, mata almond nya menyipit seperti bulan sabit. Damian melambaikan tangan kepada mereka dan berkata dengan riang gembira.

"Ayo kita pergi. "

Nalendra mengangguk dan mendekat ke arah Damian. Guntur melebarkan mata, tidak mengira jika Raja Neraka akan ikut bersamanya. Berarti ini bukanlah masalah kecil sehingga raja neraka turun tangan sendiri untuk mengatasi masalah ini. Guntur mengikuti dua iblis besar itu dengan langkah cepat.

Mereka menggunakan formasi bintang yang di gambar dengan darah. Setelah formasi di gambar dengan sempurna. Mereka berdiri di atas formasi itu. Damian mengucapkan mantra kuno aneh, setelah mantra kuno diucapkan, formasi itu bersinar sangat terang. Saking terangnya sinar itu menyilaukan mata. Ketika Guntur membuka mata, dia sudah berada di sebuah desa kecil yang antah berantah, desa itu dikelilingi oleh banyak pohon bambu, mereka berdiri di tengah hamparan pohon bambu yang sangat lebat. Disana berdiri sebuah gubuk reot beratap jerami dan berdinding bambu, gubuk itu menghadap ke arah pohon bambu. Tempat ini sangat gelap dan suram, sedikit matahari yang masuk melalui celah-celah bambu. Nalendra menyilangkan tangan di dada.

"Apa ini tempat orang berpakaian serba putih dan bertopeng aneh itu?"tanya Nalendra malas. Dia lebih suka duduk di singgasananya daripada menyelidiki hantu merepotkan itu.

"Benar. Ini desa Hutan Bambu, tapi mengapa tidak ada orang yang tinggal di tempat ini?"

"Apa kau salah membuat formasi, kenapa tempat ini sangat berbeda dengan yang kau bicarakan. "Kata Nalendra sedikit kesal.

Damian merenung sejenak, lalu dia membayangkan bentuk dan tata letak formasi yang sudah tepat. Damian berkata yakin tidak ada sedikit keraguan di ucapannya.

"Tidak, aku sangat yakin formasi ini sudah benar. "

"Mari kita berpencar dan mencari di tempat yang berbeda. "Kata Nalendra menyarankan dengan nada tenang.

The Princess and The Demon KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang