Sementara itu di kediaman Mami Marissa Kelva diam termenung di balik jendela ber teralis besi, suara hujan yang mengguyur siang itu sangat bising.
Pikiran cowok ganteng itu berkecamuk memikirkan bagaimana cara untuk kabur dari kediaman orang tua nya. Kelva ingin cepat berkumpul kembali bersama keluarga kecil nya. Eh?
"Varo, kakak bawain kamu makan siang. Kamu makan dulu ya."
Grace masuk ke kamar Kelva, wanita cantik itu membawa nampan berisi makanan dan juga segelas jus jeruk segar.
"Gak usah."
"Kok gak usah, kamu kan belum makan. Makan dong, terus minum obat biar cepat sembuh tangan kamu."
"Gue gak laper."
"Varo!"
"Gak usah ya gak usah! Kakak ngerti bahasa Indonesia gak?"
"Loh loh! kamu kok jadi marah-marah gini ke Kakak. Pasti ini gara-gara cewek barbar itu otak kamu beneran udah di racuni!" Grace menaruh nampan di atas nakas, setelah itu dia melipat kedua tangan menatap Kelva tajam.
"Namanya Fani. Bukan cewek barbar!"
''Bukan cewek barbar apanya! Varo asal kamu tahu aja, cewek itu udah bikin Lady hampir di opname gara-gara keram perut setelah di tonjok cewek Tarzan itu!"
"Fani gak bakal bertindak kasar kalo Lady gak keterlaluan."
"Keterlaluan gimana? Lady itu wanita berpendidikan, berasal dari keluarga terpandang. Lady wanita ber attitude jelas beda level dong sama si Tarzan yang hidup nya berasa di hutan!"
"Kakak mendingan keluar dari pada di sini bikin kepala gue tambah pusing." Kelva merebahkan tubuh nya di atas ranjang lalu menutup mata berpura-pura tidur agar Grace cepat pergi.
"Tck! Awas aja kalo kamu berani kabur dari rumah ini. Daddy bakal marah besar sama kamu Varo."
"Lo kira gue takut?" Kelva kembali membuka mata melirik sinis ke arah Grace sambil pasang wajah mengejek.
"Kamu nyebelin banget! Sikap kamu kurang ajar tau gak! Apa salahnya sih cukup diem dan jadi anak penurut."
"Dan jadi wayang keluarga ini."
"Varo! Ini semua demi kebaikan kamu."
"Kalimat Lo Sinetron banget kak."
"Kakak serius Varo, Mami dan Dad ingin yang terbaik untuk masa depan kamu. Dan mereka sepakat milih Lady untuk jadi pendamping hidup kamu."
"Persetan. Ini hidup Kelva, jadi kedepannya mau sama siapa juga Kelva yang berhak nentuin. Kalian gak berhak ikut campur terlalu jauh masalah pribadi gue.''
"Tapi..."
"Keluar!!" Kesabaran Kelva sudah habis.
"Jangan lupa makan siang nya di habiskan."
Setelah itu dengan wajah masam Grace melangkah pergi dari kamar sang adik.
Brak!
Pintu kamar di banting dari luar oleh wanita itu, Kelva menghela napas meninju tepian ranjang.
"Bisa gila lama-lama disini. Ponsel pake acara di sita segala, sial.... Sial!"
Kelva bangun lalu berjalan ke arah jendela besar yang berada di kamar nya, kamar Kelva terletak di lantai satu. Jadi gak perlu repot kalau mau kabur cuma teralis besi yang jadi masalah.
"Mustahil kabur lewat jendela. Gue harus cari cara lain."
****
Fani merebahkan tubuh nya di sofa kamar kemudian menutup wajahnya dengan lengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BABY!
HumorBagaimana reaksi kalian kalau pagi-pagi membuka pagar Rumah, lalu menemukan kardus yang berisi seorang Bayi. Hal itu juga yang Fani rasakan saat ini, terlebih lagi gadis itu harus mengurus Bayi temuannya sendirian. Fix. Membayangkannya saja Fani tid...