“Nggak!”
“Ta.. Tapi pak Kelva”
“Gak peka banget sih Dokter. Udah dibilangin saya gak kenapa-napa! Jauhin tuh jarum suntiknya, gak usah pake di deket-deketin ke saya juga!”
Dokter ber-nametag Citrani mengehela nafas sabar, dasar nggak sadar umur! Untung situ pasien. Kalo nggak pasien, udah habis situ saya operasi tanpa obat bius dari tadi! Batin Dokter tampang judes itu dongkol sendiri menghadapi sikap Kelva.
“Sudah Dok, suntik aja gak apa-apa. Kelva emang suka sungkan gitu orangnya” Fani cekikikan sambil gendong Yuta, dia berdiri disebelah ranjang inap Kelva.
Mendengar ucapan Fani, Kelva sontak menggelengkan kepalanya heboh sambil menatap horor ke arah Dokter Citrani yang lagi pegang suntikan ditangannya.
“Big no-no! Nggak mau!?”
“Pak Kelva, ini tidak akan sakit saya jamin. Paling rasanya cuma seperti digigit semut” kata Dokter Citrani berusaha nenangin.
Kelva tetap kekeuh, dia punya phobia sama jarum suntik. “Nggak sudi! Fan~ ayo pulang aja. Gue gak mau, gue gak sudi nginep disini....” Kelva merengek manja, tangan kirinya narik-narik bawahan kaos Fani.
“Ya sudah, ya sudah. Saya tidak jadi menyuntik pak Kelva kalau begitu” kata Dokter Citrani akhirnya sambil sedikit menahan jengah, membuat wajah Kelva langsung Blink-blink seketika.
“Yakin Dok?!” tanyanya memastikan. Dia ngusapin keringat dingin di pelipisnya sama dahi.
“Yakin, saya nyuntiknya pakai semacam perantara. Tapi tujuannya tetap sama saja” balas Dokter Citrani lagi.
“P-pake perantara apa?” Perasaan Kelva tiba-tiba mulai jadi tidak enak.
“Pakai boneka vudu”
Fani tambah cekikikan, jarang-jarang dia melihat Kelva kayak begini.
Kelva melotot seram. “Dokter sinting ya! Anda mau nyantet saya?! Jangan macam-macam anda, saya bisa nuntut Rumah Sakit ini kalo Dokter berani macam-macam sama saya!” Kelva langsung ngegas gak bisa santai.
Sedangkan Yuta sudah tidur ngomong-omong. Makannya Kelva bisa bicara seenak udelnya gitu. Btw, tadi Yuta juga sudah di periksa sama Dokter sepesialis anak, ke adaan Yuta nggak apa-apa cuma lecet sedikit. Sebab Bayi itu pingsan karena Shoke saja terkena benturan di kepala.
Berhubung suasananya semakin memanas, antara Dokter dengan si pasien. Akhirnya Fani mengambil perannya disini, yaitu buat nenangin sang Tetangga.
“Sst.., Kelva dengerin gue” Fani memegang pipi kanan Kelva lembut, cowok itu langsung ngalihin perhatian ke Fani.
“Lo sayang sama Yuta kan?”
“Jelas lah, gue sayang banget” kata Kelva sambil ngangguk.
“Lo sayang sama gue?” tanya Fani lagi sambil ngasih kode ke Dokter Citrani buat cepat melakukan tugasnya tanpa sepengetahuan Kelva.
Kelva mengangguk mantap, kali ini ada semburat Pink tipis di kedua pipinya. Walaupun kelihatan samar.
“Gue sayang lo Fan.” kata Kelva tulus sambil mengerjap-ngerjabkan mata mirip puppy bikin Fani jadi gemas. Si mantan Cassanova Sekolah Bunga Bangsa, berkali-kali lipat kelihatan lebih ganteng kalau pas lagi imut kayak gini.
Dokter Citrani berusaha nahan supaya gak ketawa, dengan gerakan pelan-pelan selembut kapas dia masukin jarum suntik yang sudah terhubung selang infus ke tangan kiri Kelva.
Kelva mengerutkan alis karena ngerasain sesuatau yang aneh di tangan kirinya, sakit sih, tapi gak seberapa rasa sakitnya. Rasanya itu semacam kayak di gigit sesuatu. Saat Kelva mau melihat dirinya di gigit apa. Fani buru-buru nahan kepalanya supaya tetap menatap mata Hazel milik Fani.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BABY!
HumorBagaimana reaksi kalian kalau pagi-pagi membuka pagar Rumah, lalu menemukan kardus yang berisi seorang Bayi. Hal itu juga yang Fani rasakan saat ini, terlebih lagi gadis itu harus mengurus Bayi temuannya sendirian. Fix. Membayangkannya saja Fani tid...