Chapter 4, Ke Egoisan Fani

11.9K 668 2
                                    

"Cepet ambil mobil lo, kita bawa Bayi ini kekantor polisi."

"Maksud lo apa? Lo mau nyerahin Bayi ini ke kantor polisi?"

Fani menatap Kelva dengan tatapan nggak suka. Dia ngedengus "Ya iyalah... Menurut lo? Lo kira gue mau-mau aja gitu ngurusin Bayi yang gak jelas asal-usulnya ini, Big No!" balas Fani yang kelihatan egois banget dimata Kelva sekarang.

"Kok lo gitu, emangnya lo yakin ama keputusan yang lo ambil ini? Udah dipikirin mateng-mateng."

"Gue yakin ama pilihan gue."

Kelva masih kelihatan gak terima, "Bukannya didalem surat itu Ibu kandung Yuta juga udah ngejelasin semuanya, lo gak bisa ngambil keputusan seenaknya gini dong Fan!" Balas Kelva yang nggak terima sama keputusan Fani.

Tentu aja Kelva ngerasa gak terima. Hey, Bayi itu adalah Bayi yatim piatu yang secara nggak langsung Ibunya udah menitipkanya pada Fani, seharusnya dia sadar dong kalau tanggung jawab Bayi itu kini juga udah jadi tanggung jawabnya.

Tapi sekarang apa?

Dengan gampangnya Fani malah mau nyerahin Bayi malang itu ke kantor Polisi. Tch Polisi, pasti ujung-ujungnya pihak Polisi juga akan nyerahin Bayi itu ke Panti Asuhan.

Kelva pikir, dari pada Bayi malang itu tinggal di Panti Asuhan, bukannya hidupnya akan lebih terjamin kalau sama Fani. Iya kan? Lebih baik begitu kan.

"Fan...."

"Pokoknya gue nggak mau ngurus Bayi ini, titik!" kata Fani yang tetap kekeuh sama pendiriannya.

Fani tahu kok, keputusannya ini mungkin bisa dibilang cukup egois, menyerahkan Yuta ke kantor Polisi menurut dia adalah hal yang tepat untuk saat ini, oh ayolah. Berpikir seribu kalipun Fani juga akan tetap menyerahkan Bayi itu ke pihak yang berwajib, karena apa? Karena Fani pikir dia nggak akan mampu ngurus Bayi itu seorang diri. Dia ngurusin dirinya sendiri aja masih repot kok. Apalagi ditambah harus ngurusin Bayi??

Kelva menghela napas "Lo serius?" katanya lagi.

Fani langsung ngalihin pandangannya dari Kelva ke arah lain, sebelum cewek pemilik shio kambing itu berujar "Seriuslah, lagi pula emangnya lo pikir ngurus Bayi itu gampang, gue juga musti kerja Kel, lo tau sendirikan gimana padatnya schedule ngajar gue akhir-akhir ini... Gue berangkat pagi ke Agensi, pulangnya malem, ditambah lagi murid-murid gue yang susah banget di atur. Bentar lagi udah mau Debut tapi pada nggak tahu diri. Apalagi itu yang namanya Mike, susah banget kalo disuruh belajar serius, aku marah-marah malah dia ketawa, gimana nggak kesal gue Kel, belum kelar masalah Mike, ada lagi si Eric yang sikapnya persis kayak bocah, dikerasin nggak bisa. Giliran di alusin ngelunjak. Dan masih banyak lagi! Lo tau jadi gue itu berat. Nggak kayak yang lo pikirin!" balas Fani yang kedengerannya malah kayak lagi sesi curhat ke Kelva.

Kelva mendengus "Peduli setan, itu urusan lo. Pokoknya lo gak boleh nyerahin Yuta ke kantor Polisi." perintah Kelva, nada bicaranya terkesan jutek plus menyebalkan gitu didengar telinga.

"Kok gitu?!" Fani berdiri, udah nggak berjongkok lagi disamping Kelva.

"Kenapa?" kata Kelva enteng.

Fani memajukan bibirnya, dia masih nggak terima sama perintah Kelva yang seenaknya itu. Emangnya Fani budak tuh cowok atau apa, harus nurutin semua kata-kata dia.

"Pokonya gue tetep nggak mau ngurusin! Gue gak mau ribet."

Kelva ngedongak, natap manik Hazel milik Fani dengan tatapan penuh dengan tekat dan keyakinan.

"Fine. Kalo lo emang nggak mau ngurus Bayi ini, biar gue aja yang ngurus." katanya yakin.

Fani bungkam.

Habis ngomong gitu, nggak nghirauin keberadaan Fani sama sekali, Kelva langsung ngambil tubuh mungil Yuta dari dalam kardus, dia rengkuh tubuh mungil itu kedalam gendongannya.

"Yuta anak pinter, lo ikut uncle Kel ya mulai sekarang. Jangan nakal. Harus jadi anak baik"

"Tatatatatatata. . " oceh Yuta yang kelihatan seneng banget berada digendongan Kelva.

Kelva pun yang ngerasa gemash sendiri langsung mendaratkan bibirnya ke pipi gembil Yuta.

"Duhh, gemesnya anak siapa sih. Anak uncle Kel ya?"

"....... Dududududu"

Melihat hal itu entah kenapa Fani ngerasa hatinya seakan tercubit gitu, apalagi menyaksikan wajah polos Yuta yang mengoceh seneng didalam gendongan Kelva.

Apa Yuta juga bakalan ngoceh seneng kayak gitu kalau berada didalam gendongannya. T.T

Sebenarnya didalam hati kecil Fani yang paling dalam, juga terbesit keinginan buat ngerawat Bayi itu. Tapi dia itu lebih mentingin egonya yang nganggap Yuta adalah sebuah beban.

Tapi apa sekarang Fani benar-benar udah yakin sama keputusan yang diambilnya itu. Ugh, Fani mulai jadi ragu sekarang kan.

Dengan menggigit bibir bawahnya, dia menatap Kelva ragu-ragu "K-kel gue, gue...."

Kelva mendecakkan lidah, kayak nggak suka gitu denger Fani ngomong.

"Udah lah Fan, bullshit! Kalo lo emang nganggap Yuta itu sebuah beban, dan dengan keberadaannya bakal ngacauin hidup lo, biar gue aja yang nanggung beban itu. Lo denger? Gue aja yang akan nanggung Yuta, bukannya di dalem surat itu juga udah dijelasin kalo sebelumnya ini Bayi mau diletakkin didepan pagar Rumah gue. Jadi sekarang lo tenang aja, dan nggak perlu pake lapor Polisi karena kalo hanya untuk ngerawat ini Bayi. Gue masih mampu Fan." habis ngomong gitu, Kelva langsung melangkah pergi ninggalin Fani sendiri.

Cowok itu kelihatan marah banget, dan Fani juga masih bisa denger suara Yuta yang nangis, bukannya dia terlalu percaya diri atau apa, tapi Fani benar-benar merasa yakin kalau Yuta nangis itu karena nggak pengen dijauhin dari dia. Bener kok, Fani nggak bohong waktu ngelihat tatapan sedih Bayi itu sebelum dibawa pergi sama Kelva tadi.

Bibir plump milik Fani mulai melengkung kebawah, waktu mata Hazelnya menatap Kelva sama Yuta udah masuk kedalam Rumah.

Dia nundukkin kepalanya sedih, entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sesak.

"Nggak gitu Kel, lo salah paham. Gue juga mau ngurusin Yuta-" Fani nggak sadar waktu dia ngomong gitu, matanya mulai basah.

"Tapi, tapi gue nggak yakin bisa ngurusin Yuta sendirian. Hiks . . K-kok, kok gue malah jadi nangis gini sih, hiks Kelva..."

Fani ngusap pipinya yang basah pake punggung tangannya dengan kasar, sambil terus ngelihat ke arah pintu Rumah milik Kelva yang udah ketutup rapat, Fani sesegukan.

"Gue juga mau kok ngurusin Yuta Kel, kalo..





































Ngurusinnya bareng-bareng sama lo."

******

Vote boleh?? 😙😙😙
See you Angel......

OH MY BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang