Chapter 21, Kedatangan Grace

284 13 0
                                    

Papan Surfing meliuk-liuk di atas gulungan ombak yang tinggi. Cowok macho dengan warna kulit kecoklatan berambut gimbal sepunggung tampak menguasai sapuan ombak dengan mudah.

"Gila, Fernon! Lo keren banget!"

Cewek cantik bertubuh tinggi yang sedari tadi menonton aksi memukau si cowok peselancar menatap dengan kagum.

Tak lama, si cowok Macho menyudahi aksinya. Dia berenang kecil ke tepi sambil tengkurap diatas papan, kedua tangannya mendayung pelan.

"Sumpah! Lo barusan memukau banget, Fer!"

Si cewek langsung mendekati cowok surfing, saat Fernon udah berada di daratan.

"Lebay lo Bec, biasanya gue bisa lebih keren dari ini, cuma tadi arah anginnya lagi gak menentu aja. Jadi agak susah bergerak lebih bebas."

Fernon berjalan kebibir pantai sambil bawa papan surfing ditangan kiri, di ikuti Rebecca yang masih natap cowok Macho itu dengan tatapan kagum.

"Tadi lo juga udah keren banget kok, lo emang The Best."

"Haha, makasih pujiannya." ujar Fernon yang kini udah duduk di bawah pohon kelapa yang teduh.

Cuaca siang itu lumayan terik.

"Gue gak bohong. Lo beneran pantes di puji Fer," balas Rebecca.

"Gak usah berlebihan, surfing emang udah jadi hobi gue dari dulu. Bahkan saking senengnya bisa sehari sepuluh kali gue ngelakuin." ujar Fernon, diakhiri dengan tawa pelan.

"Yahh gak heran sih, kalo lo jadi jago banget kek tadi." Rebecca ikut duduk di samping Fernon, si Macho yang tadi main selancar.

Fernon ketawa pelan, cowok berkulit cokelat itu menggaruk belakang kepalanya canggung, atau memang lagi ketombean.

"Bec, lo kapan kembali ke kota lagi?" tanya Fernon sambil melihat temannya.

Rebecca senyum tipis, tangan mulusnya mencoret-coret bikin huruf abstrak di atas pasir.

"Sepertinya besok, tapi gue gak tau juga."

"Kenapa emangnya?"

"Nyokap belum sepenuhnya sehat, nggak mungkin gue tinggal balik ke kota." wajah cantik itu kelihatan meredup.

Fernon menghela napas. Menepuk pelan bahu cewek disamping, guna menguatkan.

"Gue doain Bibi Kadek cepet sembuh. Supaya lo bisa kembali kerja lagi dikota,"

Rebecca mendongak, senyum di bibirnya melebar. "Thanks ya Fer, lo emang sohib gue yang paling pengertian." balas Rebecca sambil meninju bahu sangar Fernon pelan.

"Sama-sama,"

".....Hmm."

"Becca, gue boleh nanya sesuatu sama lo?"

"Apa?"

"Di kota lo udah punya pacar belum?" Fernon tanya ragu-ragu.

Rebecca menyipitkan satu mata, dia merasa tak biasanya Fernon bertanya hal-hal serius.

"Gak ada. Em, maksudnya belum. Memangnya kenapa Lo nanyain hal itu?" tanya Rebecca balik.

Fernon terkesiap, cowok itu tampak salah tingkah. "Nggak! Nggak apa-apa sih. Cuma kepo aja, secara Lo kan cantik."

"Menurut Lo, gue cantik?"

"Iya."

"Kalau begitu lo mau dong jadi pacar gue?"

"Eh? B-beneran?" Fernon membelalakkan mata.

Tawa Rebecca pecah. "Haha! Muka Lo lucu banget Fernon, Astaga... Gue cuma bercanda."

OH MY BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang