Chapter 27, Sad Boy

193 11 2
                                    

PLAK

"Bodoh kalian! Menjaga satu orang saja gak becus sampai Varo bisa kabur dari rumah ini! Kalian bisanya ngapain hah?" Marissa melotot ke arah dua Scurity. Tangannya kebas setelah menampar Denny Security yang lebih muda.

"A-ampun Nyonya, kami salah.. Tapi kami memang gak bisa menahan Den Varo karena Aden melakukan perlawanan." Ucap Denny sambil memegang pipi yang terasa panas. Pak Agus mengangguk.

"Alah omong kosong! Kamu kira saya tolol, kondisi Varo itu belum pulih. Masa kalian berdua bisa kalah sama Varo yang pakai satu tangan! Atau jangan-jangan kalian berdua sekongkol sama anak saya."

"T-tidak Nya." Jawab pak Agus takut.

"Jawab!! Kalian berdua sekongkol kan?!"

"Marissa, udah jangan salahkan mereka berdua. Varo itu udah dewasa, gak bisa kita atur-atur sesuka hati. Saya sadar saya udah salah saat nerima perjodohan dari pak Erlangga buat menjodohkan Varo dengan Lady." Hamish Daddy Kelva melipat kedua tangan di depan dada.

"Apa! Jangan ngaco kamu Mas, gak bisa! Aku gak terima kalo perjodohan Varo dengan Lady sampai batal! Bisa malu aku Mas." Marissa mengibaskan telapak tangan ke arah Suaminya.

"Malu kenapa? Toh mereka berdua juga belum menikah, saya yakin pak Erlangga pasti memahami keputusan anak kita jika Varo memang gak bisa mencintai Lady. Cinta gak bisa di paksa Rissa."

"Mas! Kamu kenapa jadi kayak gini sih, bukannya sebelumnya kamu yang getol pengen jodohin Varo sama Lady, gara-gara Lady anak konglomerat sekaligus rekan bisnis kamu. Kenapa sekarang jadi berubah pikiran." Marissa menatap Hamish sebal.

"Karena saya gak mau mengulangi kesalahan saya lagi Rissa, cukup satu anak kita saja yang menjadi korban ke egoisan saya. Saya gak mau Varo mengalami apa yang Grace alami."

Melihat kedua majikan sedang membahas obrolan yang lebih serius, Denny dan pak Agus pamit untuk kembali ke pos Scurity. Meninggalkan sang majikan yang berada di teras.

"Aku gak perduli. Pokoknya Varo harus tetap menikah dengan Lady! Aku bakal cari Varo dan seret dia kembali ke rumah ini!"

"Jangan gegabah Rissa."

"Masa bodoh Mas!"

Plak

Marissa memegang pipi kanan yang nyeri karena di tampar oleh Hamish.

"Berani kamu teriak di depan saya Rissa! Jangan lancang kamu."

"M-mas Hamish..." Marissa menunduk takut, tak berani menatap sang suami. Wanita sosialita yang selalu tampil glamor itu tak berkutik.

"Kalau saja tidak menikah dengan saya. Mungkin sampai sekarang kamu masih jualan jamu gendong keliling dan hidup kismin. Jangan belagu kamu." Selesai mengatakan hal itu Hamish berlalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Marissa yang melotot kaget.

****

Kelva menggaruk kakinya yang gatal. "Brengsek banyak banget nyamuknya!"

Duduk di Halte selama lima belas menit Bus tak kunjung datang. Kelva bisa-bisa kehabisan darah gara-gara jadi hajatan nyamuk.

Din Din

Kelva langsung berdiri waktu mobil Brio warna merah berhenti di depan dia. Kelva tahu betul siapa pemilik mobil ini. Fani keluar dari dalam mobil, bahkan Kelva lihat cewek mungil pujaan hatinya itu masih memakai baju yang kemarin.

"Yang......" Kelva bergumam sambil jalan mendekat ke Fani yang berdiri mematung di depan pintu mobil, mata cewek cantik itu basah menatap Kelva sendu. Rambut blonde sebahu tampak kusut.

OH MY BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang