"Hmm, kok nggak ada nama pengirimnya sih?"
Fani meriksa buntelan kardus itu, tapi nihil dia tetap gak nemuin nama si pengirim barang.
"Wahh. Jangan-jangan ada yang ngerjain gue nih!" kata Fani curiga, "Apa jangan-jangan isinya malah Bom!" nyali cewek berlesung pipi itu mulai menciut, dia mundur satu langkah dari posisi letak kardus.
Lima menit berlalu, Fani mulai mensugesti pikirannya sendiri untuk tetap berfikir positive thinking. Ya, dia gak boleh berpikir yang macem-macem.
Siapa tahu kotak itu dari Mario-nama pacar Fani- langsung dikirim dari USA, ah bisa aja kan?? Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Muhehehehe^^
Fani mulai senyum-senyum sendiri, ngebayangin betapa romantis pacarnya yang ngirimin dia Alien, hey siapa tahu kan isi kotak itu beneran Alien yang dikirim langsung dari planet mars, pacar Fani kan bekerja di NASA.
"Kalo bener kotak ini isinya Alien dari planet mars, aduh Mario. Aku janji bakal ngurusin ini Alien seperti ngeurus anak sendiri deh. Sampai kamu pulang nanti dari USA" kata Fani penuh raut kebahagiaan terpancar diwajah imutnya.
Fani beranjak buat ngangkat kotak kardus berukuran besar itu sendirian, Sebelum. "Aduh, ini apa sih isinya kok berat banget... Masa Alien seberat ini sih.. Ya ampun!" keluh cewek itu, tapi dia tetep berusaha keras buat ngangkat kardus itu sekuat tenaga.
Baru geser sedikit, Fani kembali meletakkan kardusnya. Dia beracak pinggang sambil ngelihat sekeliling, siapa tahu ada orang yang bisa dia mintai bantuan gitu.
Tapi sejauh mata Hazel Fani memandang, sepertinya gak ada seorang pun didekatnya saat ini, kecuali Kelva yang lagi duduk dibalkon Rumah, cowok rese itu topless sambil mainan Barbel. Kelva lagi olah raga omong-omong.
Fani dilema, "Panggil gak ya, tapi kalo minta bantuan ama Raja iblis itu. Bukannya ngebantuin malah ngajakin War mulu.. Cape gue, adu bacot ama dia. Tapi kalo bukan Kelva siapa lagi? Disini gak ada orang lain. Ah panggil aja deh,"
Fani nangkupin kedua telapak tanganya dimulut, sebelum cewek 26 tahun itu teriak kencang. "KELVARO!! SINI TURUN BENTARAN DEH! MAU LIHAT ALIEN NGGAK LO!! LANGSUNG DARI PLANETNYA!!!"
Setelah teriak gitu, Fani bisa lihat kalau Kelva langsung menengok ke arahnya sambil naikin satu alisnya -pose nyebelin tapi ganteng, menurut Fani- hihi^^
"NGAPAIN TERIAK-TERIAK! INI KOMPLEK BUKAN HUTAN! DASAR LO NORAK! CEWEK TARZAN!!"
Fani mendengus sebelum dia teriak lagi, "KAMU JUGA TERIAK, SINTING! CEPET SINI TURUN! GAK USAH BANYAK CING-CONG"
'NO' ini kalimat yang bisa Fani tangkap dari gerakkan bibir Kelva, sebelum cowok itu kembali berkutat sama Barbelnya. Dia ngelihat ke arah Fani dengan tatapan watados.
What the silit!!! Gak punya jiwa sosial apa tuh cowok? Huh, dasar titisan Lucifer! Ingetin Fani ya setelah ini buat nge-cabutin bulu hidung Kelva jadi bulu dada..
Fani ngegembungin kedua pipinya kesal, sebelum cewek mungil itu ngalihin lagi perhatiannya ke eksistensi si kardus yang kini malah kelihatan bergerak-gerak mistis.
Fani ngebelalakkin matanya horor. "Astaga! Kok bisa gerak-gerak sih, oh ya ampun!! Jangan-jangan isinya beneran Alien" ujarnya sedikit waspada.
"Dudududu... Tatatatata"
"Looooohhhh...!!!!!"
Refleks Fani mundurin tubuhnya satu langkah kebelakang, waktu dia denger suara misterius yang berasal dari dalam kotak kardus.
"K-kok keluar suaranya! Aduh gue malah merinding nih."
"Dudududu.. Hiks dudu.. Hiks hiks"
Fani ngegigiti kuku jemarinya, dia tengah dilema sekarang, Fani berpikir keras antara ingin membuka dan ngelihat isi didalam kardus itu atau milih lari masuk kedalam Rumah terus sembunyi di bawah meja makan-Like a pengecut sejati-
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BABY!
HumorBagaimana reaksi kalian kalau pagi-pagi membuka pagar Rumah, lalu menemukan kardus yang berisi seorang Bayi. Hal itu juga yang Fani rasakan saat ini, terlebih lagi gadis itu harus mengurus Bayi temuannya sendirian. Fix. Membayangkannya saja Fani tid...