Sambil nungguin Yuta yang masih ditoilet sama Ambar. Kelva mengajak si ‘Tetangga’ ke ruang kerjanya, yah dari pada nungguin didepan pintu toilet. Mending diruangan Kelva aja yang ada AC nya. Sekalian ngadem...
"Ruangan kerja lo lumayan, Design interiornya bagus." komentar Fani waktu udah masuk kedalam.
Kelva duduk disofa, nyenderin punggungnya yang lumayan pegel. "Gimana? Kerenkan ruangan gue. Lo suka?"
Fani yang lagi fokus mengamati miniatur Piramida kramik langsung noleh ke arah Kelva, ya disain ruangan Kelva itu bertema Arabian. Makanya Fani suka.
"Yeah lumayan lah, unik aja kesannya. Kayak beneran lagi ada dimesir tau gak." kata Fani terus jalan lagi ke arah deretan guci-guci yang disusun rapi dilemari kaca, masih ala-ala Arabian. "Lo beli ini semua impor atau lokal?"
"Impor lah, langsung dari Saudi Arabia, tapi sebagaian juga ada yang dari Turkey" Kelva melipat kedua tangannya didepan dada, pandangan matanya gak beralih dari pergerakan sang ‘Tetangga’.
"Kel......"
"Hm?"
"Lo gak berubah ya dari dulu."
"Gak berubah, maksud lo?"
Fani senyum tipis, "Masih tetep suka hal-hal yang berbau Arabian." Fani berhenti disalah satu rak kaca. Dia langsung noleh ke Kelva, masih mamerin senyum tipis. "Saking maniaknya. Sampai-sampai dulu direkomendasiin sama Guru Seni, buat ngambil peran jadi Aladdin di Teater musikal tahunan Sekolah."
Kelva ketawa renyah. "Hahaha... Kok lo masih inget? Gue aja udah lupa."
Fani mengangguk antusias. "Jelas masih inget lah! Gue masih nyimpen rekamannya tau."
"Ohh, nggak heran. Gue kira penyakit pikun lo udah sembuh. Ternyata masih nyimpen rekamannya..."
Fani mengerucutkan bibirnya sebal. "Ishh... Siapa yang pikun! Enak aja." perotesnya gak terima, "Lagi pula, gue juga ikut berpartisipasi kok di Teater Musikal waktu itu."
"Masa? Kok gak lihat sih? Emang lo dapet peran apa?" tanya Kelva dengan tatapan ingin tahu. Soalnya dia gak ingat kalau Fani juga ikut dalam acara tahunan itu. Kelva juga nggak pernah lihat sosok si ‘Tetangga’ diruang latihan.
Fani langsung membuang wajahnya yang memerah ke arah lain, dia kelihatan malu banget gitu.
"N–nggak, nggak penting. Bukan apa-apa kok.."
".......Fan?"
Fani memutar bola matanya malas. Sebelum menyahut, "Apa sih?"
"Jangan bilang, yang jadi pohon kurma itu..... Lo?"
Mendengar ucapan Kelva, Fani sontak menutupi wajahnya yang merona malu. Oh, andai saja disitu ada lubang buaya, pasti dia dengan senang hati akan menenggelamkan dirinya disana dan gak akan pernah muncul lagi didepan Kelva.
Ngomong-ngomong soal peran itu, Fani jadi ingat sama perjuangannya. Untuk dapetin peran itu susah banget perjuangannya, yah walaupun cuma jadi pohon kurma... T.T
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BABY!
HumorBagaimana reaksi kalian kalau pagi-pagi membuka pagar Rumah, lalu menemukan kardus yang berisi seorang Bayi. Hal itu juga yang Fani rasakan saat ini, terlebih lagi gadis itu harus mengurus Bayi temuannya sendirian. Fix. Membayangkannya saja Fani tid...