Blue Butterflies [END]

21 - Looked So Alive

[ 2 Bulan Kemudian ]

ㅡ

Dua bulan bukan waktu yang sebentar, tentu saja. Rasanya banyak sekali hal yang sudah Shaka lalui. Menapaki jalan panjang tanpa alas, merasakan ada banyak serpihan kaca mengenai telapak kakinya, tapi pada akhirnya ia tetap sampai di tempat tujuan.

Masih seperti mimpi, Shaka terkadang berpikir bahwa ini hanyalah bunga tidur yang terlalu nyata. Tubuhnya mungkin sedang koma di tempat lain dan semua kenangan indah yang terjadi hanyalah bunga tidur. Tapi, ini benar-benar terjadi. Shaka tidak sedang bermimpi.

Bertahan melewati masa kritis tidak pernah mudah. Berulang kali paru-parunya ditenggelamkan dalam kolam rasa sakit, nyatanya Shaka tetap bisa kembali ke permukaan dan selamat. Dokter bilang ini adalah hadiah dari Tuhan untuk anak baik atas kesabarannya selama ini.

Jika memang ini adalah hasil dari belasan tahun tertikam oleh belati tajam yang dinamakan takdir, Shaka akan mengabadikannya di dalam ingatan. Sampai kapanpun. Sampai saat dimana tubuhnya sudah lelah berjuang.

Setelah memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Shaka kembali melanjutkan agenda membaca buku. Sebuah kebetulan hari ini guru Matematika berhalangan untuk hadir dan hanya menugaskan beberapa soal, sebuah momen langka.