⠀⠀Sesuai perkiraan Hawk, mereka sampai di Erythra setelah melewati badai. Ia menyibak tirai yang menutupi jendela, dan cahaya matahari masuk ke dalam kabin yang tak terlalu luas. Mata Hawk memicing, berusaha melihat keluar dengan jelas.
⠀⠀Windrider sedang ditambatkan ke sembuang oleh petugas. Mereka bersandar di pelabuhan yang cukup besar, pintu gerbang utama untuk memasuki wilayah Kerajaan Egron. Begitu banyak orang berlalu-lalang, naik dan turun perahu. Sebagian dari mereka menoleh pada Windrider—mungkin semua penduduk di sekitar Mare Nostrum tahu betapa legendarisnya kapal ini, begitu pula dengan kaptennya.
⠀⠀Caspian, bukan kapten yang sedang menjabat sekarang.
⠀⠀Hawk berdecak, menjauh dari jendela. Tubuhnya masih terasa pegal—semalaman, ia memandu Windrider bertahar dalam badai. Mengarungi gelombang tinggi serta angin kencang hingga layar jib mereka koyak, dan para awak yang bertugas di geladak setengah mati bertahan agar tidak tercebur ke laut. Seolah itu semua belum cukup, Altan kembali menangis karena api yang berpijar dalam tubuh, membuat orang tuanya dan awak kapal yang lain ikut panik.
⠀⠀Singkatnya, malam itu kacau untuk semua orang.
⠀⠀Karena itulah, saat badai mereda, Caspian berganti posisi dengan Hawk dan memerintahkannya untuk beristirahat. Tentu saja Hawk keberatan, tapi Caspian terus mendesak. Akhirnya, Hawk mengalah dan masuk ke dalam kabin, berbaring di ranjang tanpa benar-benar terlelap. Sekonyong-konyong, matahari sudah terbit dan mereka sampai di Erythra.
⠀⠀Lesu, Hawk mengganti kemeja yang masih lengket oleh air laut, lalu melangkah keluar kabin. Ia menuju kamar mandi dan membasuh wajah, berusaha menyegarkan diri seadanya. Kemudian, ia beranjak ke geladak.
⠀⠀Beberapa awak sedang beraktivitas seperti biasa—Scully menggosok lantai kayu, juru kelat menurunkan layar untuk diperbaiki. Caspian dan Lyra duduk di tangga menuju anjungan, Altan kecil menggeliat dalam gendongan si siren. Georgie dan Blade turun meniti palang kayu dengan keranjang anyam di tangan masing-masing, pasti hendak membeli persediaan makanan.
⠀⠀"Hei, Hawk," sapa Caspian ceria, "bagaimana istirahatmu?"
⠀⠀"Aku sama sekali tidak tidur." Hawk menghampiri raja dan ratu Hebra, mencondongkan tubuh pada putra mahkota. "Hai, monster kecil. Rupanya kau sudah bisa tersenyum lagi setelah membuat semua orang panik semalam."
⠀⠀Altan menjawab dengan kekehan, telapak tangan membuka dan menutup ke arah si patrea. Ketika Hawk mengulurkan tangannya sendiri untuk menjawil pipi tembam anak itu, jemari mungil Altan malah mencengkeram telunjuk Hawk. Si bayi tergelak lagi, melumerkan rasa lelah pamannya.
⠀⠀"Kau tersenyum, Hawkie," goda Lyra.
⠀⠀"Bayi ini punya sihir menyembuhkan yang lebih kuat dari Carina," sahut Hawk, bermain dengan Altan selama beberapa saat sebelum menoleh pada Caspian. "Ngomong-ngomong, jangan cari aku selama beberapa jam ke depan."
⠀⠀Yang diajak bicara mengerutkan kening. "Memangnya kau mau ke mana?"
⠀⠀"Minum. Sepertinya aku butuh beberapa barel lager setelah badai kemarin."
⠀⠀"Terlalu banyak alkohol tidak baik untuk tubuhmu, Hawk."
⠀⠀"Tidak ada yang peduli pada tubuhku, Cas." Hawk tersenyum miring, melambaikan tangan. Ia berjalan menuju palang, tepat saat sepasang langkah kaki menyusulnya.
⠀⠀"Hawk ke mana?"
⠀⠀Astaga. Hawk berbalik pada gadis pirang di belakangnya, menjawab ogah-ogahan, "kedai anggur."
⠀⠀"Aku ikut," Carina berucap enteng, membuat laki-laki itu kebingungan.
⠀⠀"Maksudmu, kau mau ikut minum-minum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Of Sand and Shadows
FantasySetiap mata Hawk terpejam, ia memimpikan darah dan bayangan. Ada yang salah dalam dirinya, suatu kekuatan gelap mengintai. Tapi ketika keluarga Kerajaan Hebra membutuhkan Hawk, ia tak bisa menarik janji pengabdian yang telah terucap. Walau itu artin...