XI. Amicus Certus In Re Incerta

1.7K 294 32
                                    

⠀⠀Seluruh awak berdiri tegak, mata awas pada kapal di kejauhan. Sebuah galleon yang lebih besar dari Windrider, dilengkapi lebih banyak meriam. Hawk memindai tiang-tiangnya, tak menemukan bendera hitam atau merah yang biasa digunakan bajak laut sebagai sinyal saat akan merampok kapal lain. Tapi dari persenjataan serta tak adanya bendera kerajaan, sudah jelas bahwa mereka adalah perompak.

⠀⠀Sekoci yang membawa enam orang—seperti kata Nigel tadi—semakin dekat. Salah satu penumpangnya berdiri, mengibarkan bendera hijau berbentuk segitiga panjang. Sebuah sinyal pelaut yang berarti mereka datang dalam damai.

⠀⠀Meskipun begitu, Hawk tetap tak percaya begitu saja. Tangannya mencengkeram dua pedang cutlass yang tersarung di pinggang, siap untuk pertarungan. Ia menoleh pada Raja Hebra di sebelahnya. "Kita tetap harus waspada, Cas."

⠀⠀"Aku setuju. Tapi mereka sudah mengibarkan bendera hijau, dan kita harus menerimanya sebagai sopan santun."

⠀⠀"Bajak laut tidak mengenal sopan santun," gerutu Hawk, meski tangannya memberi isyarat pada Scully.

⠀⠀Si kelasi mengangguk, melemparkan tangga pandu ke sisi kapal. Awak Windrider bergerak, mengambil posisi masing-masing. Hampir saja Hawk berdiri di belakang bahu kanan Caspian saat ia teringat bahwa dia adalah kapten sekarang. Maka, dengan sedikit canggung, Hawk berdiri paling depan, Caspian dan Georgie di kanan-kirinya.

⠀⠀Satu sosok kepala muncul dari balik pagar, sebelah tangan terangkat. "Kami datang dalam damai!"

⠀⠀Kening Hawk berkerut. Sosok itu berbicara Hebra. Berdeham, sang kapten menyahut dengan balasan yang biasa diucapkan para pelaut, "Kami menerimamu dalam damai."

⠀⠀Sosok itu melompat ke atas geladak, tersenyum lebar. Seorang laki-laki dengan rambut cokelat-abu, kulit terbakar matahari khas orang-orang kapal. Ia mengenakan seragam—seperti yang biasa dipakai patroli laut Aram. Namun tak ada tanda-tanda kenegaraan pada pakaian itu, tak ada lencana yang menunjukkan pangkatnya. Alih-alih, si pelaut menyampirkan kulit anjing laut leopard pada bahunya, seperti jubah.

⠀⠀Di belakang pria itu, lima orang lagi muncul. Kali ini, pakaian mereka adalah baju lusuh khas perompak. Mereka mengambil tempat diagonal di depan si pria berjubah anjing laut, seolah melindunginya. Dilihat dari posisi aneh mereka, Hawk yakin pria itulah pemimpinnya.

⠀⠀"Aku adalah Admiral Vex, kapitan dari La Señora yang ternama!" Si pelaut berseru, merentangkan tangan seolah menunggu sambutan.

⠀⠀Hawk menelengkan kepala. "Aku tidak pernah dengar kapal itu."

⠀⠀"Oh." Admiral Vex menjatuhkan kedua lengannya kembali. "Salam, Pelaut Hebra. Seumur hidup, aku tak pernah menyangka akan bertemu langsung dengan kapal pemburu siren!"

⠀⠀"Aku juga," sahut Hawk datar, "apa yang membuatmu naik ke kapalku, Admiral?"

⠀⠀"Kami melihat kalian diserang cetus dari kejauhan, karena itu kami datang untuk… menolong." Admiral Vex melirik bangkai monster yang setengah tenggelam. "Tapi sepertinya kalian tak membutuhkan itu."

⠀⠀"Terima kasih banyak atas kepedulianmu, tapi seperti yang bisa kau lihat, kami tidak butuh bantuan."

⠀⠀Sang admiral tersenyum maklum. "Kau mencurigai kami, Kapitan. Itu wajar. Tapi kalian berada di Mare Liberum sekarang, samudera yang amat berbahaya. Aku yakin kalian tak pernah berlayar sejauh ini, karena kapal kalian asing di mataku. Apakah kalian tersesat? Terbawa badai?"

⠀⠀"Tunggu sebentar," Caspian menyela, mengangkat telapak tangan, "bagaimana kau tahu bahwa kami berasal dari Hebra?"

⠀⠀"Bukankah kebanyakan pemburu siren berasal dari Hebra? Jadi aku menebak, dan tebakanku benar," jawab si admiral, "jika kalian tersesat, La Señora siap mengantar kalian kembali ke Mare Nostrum."

Of Sand and ShadowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang