The Ballerina [On Going]

02

Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan author cherry!

Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.

Mari kita persembahkan, author kita! realpacarsatya

Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.

Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!

Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

Bagaimana jika takdir mempertemukan kita kembali?

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

⚠️ Alur maju mundur, jadi jangan bingung, jika cerita ini berbeda dari bab sebelumnya.⚠️

July, 2015.
Shadow cafe.

Lelaki jangkung dengan postur tegap, kaca mata yang bertengger manis dari pangkal hidungnya. Ia mulai memasuki area cafe. Atensinya mencari seseorang, dan dengan segera berjalan mendekat.

"Sayang!" sapa manjanya.

Dipta. Ya, sosok tersebut adalah Dipta. Ia menatap sinis kekasihnya.

"Jangan tatap aku seperti itu, kenapa sih?" tanyanya.

Helena Pramuswari namanya. Ia merupakan salah satu anggota cheerleaders di kampus tempat mereka menimba ilmu. Dipertemukan dengan ketidaksengajaan. Dan juga dipisahkan oleh keadaan.

"Aku ingin kita putus," ucap Dipta, tanpa ekspresi.

Helenna menatap Dipta dengan tatapan tak mengerti. "T-tapi kenapa?"

"Tidak ada alasan untukku, hanya ... hanya saja, sikapmu membuatku muak."

"Apa yang kamu maksud?!" tanya Helena.

"Masih tidak mengerti?" tanya Dipta, dengan sebelah alis yang dinaikkan. "Ck! Sikapmu yang pemilih, membuatku muak, Helena!"

"M-maksudmu?"

"Mulai detik ini, kita putus!"

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

Lagi dan lagi, potongan ingatannya kembali memutar di kepalanya, bak kaset yang dengan sengaja diputar.

Helena. Satu nama yang sudah mengusik pikirannya saat ini. Bagaimana bisa, ia memikirkan gadis lain, di saat seharusnya dia sudah bisa menggaet seorang ballerina terkenal sebagai modelnya?

Sial! batinnya.

Lalu memukul stir mobil dengan keras, pikirannya berkecambuk.

Lelaki itu turun dari mobil, dan dengan segera berjalan menuju kantin.

"Dip!"

Panggilan itu, membuat atensinya mengarah. Dan dengan segera berlari kecil, seraya tersenyum lebar. Oh ayolah! Siapa yang tidak bisa menolak pesona seorang Radengga Laksamana Sadipta? Lelaki jangkung, dengan proporsi tubuh yang memadai, wajah tampan dan berhidung lancip ini, memang memiliki daya tarik tersendiri. Tanpa ada yang tau, ia memiliki suara emas yang jarang sekali dia perlihatkan.