Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan author cherry!
Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.
Mari kita persembahkan, author kita! realpacarsatya
Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.
Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!
Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'
🍒🍕🍒🍕🍒🍕
"Tanpa mereka ketahui, dampak dari pola asuh otoriter, akan menimbulkan sang anak menjadi boomerang kala dewasa nanti." - Author.
🍒🍕🍒🍕🍒🍕
Setelah melihat kepergian sang ibu, tangis Aya semakin menjadi. Tanpa sadar akan tujuannya, ia berjalan menuju dapur, dan mengambil sebuah pisau. Dengan lihai, salah satu tangannya mengayunkan pisau tersebut ke arah bingkai besar yang menampilkan foto keluarganya, bingkai itu pecah berkeping-keping. Melihat kaca yang pecah berhamburan di lantai, itu persis menggambarkan perasaan Aya saat ini, mentalnya, bahkan kehidupannya setelah kedua orang tuanya pulang.
"ORANG TUA BRENGSEK! AKU BENCI IBU! AKU BENCI AYAH!" teriakan Aya menggelegar, sampai keluar ruangan.
Setan kembali mengendalikan tubuh Aya, pelan-pelan ia mengambil serpihan kaca itu, dan menggoreskan pada lengannya yang mulus. Seperti tidak merasakan pedih apapun, gadis itu kini menyandarkan tubuhnya pada ujung kulkas yang tidak jauh dari pandangannya, perasaannya perlahan sudah mulai lega, tangisannya tidak lagi terdengar. Matanya perlahan menutup, deru napasnya sudah mulai stabil.
Kenapa perasaan gue nggak enak? Tama membatin. Ia dengan segera memutar balikan nobilnya.
Begitu tiba, ia dengan segera menekan bel tapi tak kunjung ada yang membuka. Hal itu, membuat dirinya semakin dilanda kepanikan yang sangat luar biasa. Tanpa menunggu waktu lama, lelaki itu mulai menekan password dan berharap jika rasa paniknya bukan berasal dari gadis yang selalu membuatnya khawatir.
Please ... batin Tama.
Sunyi menyeruak di seluruh rumah Aya, hanya ada suara jam dinding yang berdentang. Dan kini sunyi itu berhenti, sesaat Tama meneriaki nama sang pemilik rumah.
"AYAA!!"
Tama berjalan cepat ke arah gadis yang sudah tergeletak tak berdaya itu, tanpa ia sadari serpihan kaca sudah melukai kakinya. Tama tidak berpikir jernih untuk mengambil jalan lain, panik sudah mengisi kepalanya saat melihat Aya yang pingsan dalam keadaan lengan yang terluka parah.
Dengan tangan yang bergetar hebat, Tama segera menghubungi ambulance. "Aya gue mohon bertahan, tolong bertahan demi gue. Gue nggak mau kehilangan lo, gue sayang sama lo." Ia tidak bisa menahan isak tangisnya.
Di tengah isakan itu, ambulance dan beberapa tenaga medis datang, dan mulai membawa Aya, agar bisa mendapatkan pertolongan pertama. Tama hanya bisa menangis, dan berdoa, tangannya sedari tadi tidak lepas menggenggam tangan Aya, sesekali Tama mencium punggung tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ballerina [On Going]
RomansaAthaya Renita Putri atau dengan nama panggung Aya, ia merupakan seorang Ballerina terkenal. Mempunyai sisi kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Sifatnya yang ceria dan ramah, seketika berubah ketika mengenal lelaki bernama, Radengga Laksamana S...