04

188 63 161
                                    

Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan author cherry!

Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.

Mari kita persembahkan, author kita! realpacarsatya

Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.

Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!

Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

Rambut cokelat panjang yang sedikit bergelombang, tergerai berayun tertiup angin pagi. Ia membuka jendela balkon kamarnya, yang langsung menampilkan pemandangan yang sangat menakjubkan.

Wah! Pagi ini sangat indah ... batin Aya.

Angin sejuk, langsung menerpa permukaan kulit putih pucat yang dimiliki Aya. Bibir tipisnya, menyunggingkan senyuman yang sangat indah. Membuat siapa saja yang melihat, refleks ikut tersenyum.

Matahari belum menampakkan sinarnya dengan sempurna, kicauan burung yang tengah bertengger manis di dedahanan pohon, membuat pagi Aya semakin sempurna. Ia menutup kedua matanya, mencoba menghirup udara pagi yang menyegarkan ini.

Cukup lama berdiam diri, ia segera keluar dari kamarnya dan menuju lantai dasar.

Aya berjalan menuruni anak tangga, menuju lantai satu dengan penampilan khas orang yang baru mandi.

Ia mengenakan pakaian yang terlampau santai. Hanya memakai celana training panjang, dengan atasan kaos polos berlengan pendek. Lalu, tak lupa sebuah handuk kecil berwarna putih, bertengger di puncak kepalanya. Menutupi surai cokelat tersebut.

Lalu ucapan Tama semalam, membuat dirinya kembali teringat akan sesuatu.

Astaga! Gue harus ketemu sama Dipta! batinnya, ia menggeplak dahinya sendiri.

Lalu secepat kilat, kembali menuju kamar. Dan mulai mengganti bajunya, menggunakan pakaian casual.

Aya mengenakan crop top berwarna kuning, ia memadukan kaos tersebut dengan rok sebatas lutut, berwarna putih. Rambut panjangnya, ia cepol asal. Membuat rambut halusnya sedikit terurai. Penampilannya yang sederhana, tapi bisa membuat siapapun yang melihatnya merasa iri. Bagaimana tidak? Tubuh semampainya, pinggang rampingnya, belum lagi wajahnya yang cantik, itu semua sudah menunjang seluruh tampilan itu sendiri. Jadi, menggunakan apapun, pasti akan cocok untuk gadis tersebut.

Ia akan pergi menuju tempat latihan, karena di sana, dirinya akan bertemu dengan Dipta. Sosok laki-laki yang mampu membulak-balikkan dunianya.

Sebenarnya, ada hal besar yang harus dia ungkapkan segera, tapi masih saja ada keraguan yang menghampirinya.

Ingatannya kembali menelisik beberapa tahun lalu, ia menghela nafas panjang. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Aya mencoba mengatur ritme nafasnya, dan berhasil. Serangan paniknya, perlahan mulai hilang.

"Dimana, dia?" tanya Aya, begitu sudah tiba di ruang latihan.

Tama menggeleng, "Entahlah, mungkin masih di jalan?"

Aya mengangguk paham, ia lalu berjalan menuju ruang ganti dan mulai berlatih balet.

Tariannya sangat cantik, ritmenya mampu membuat siapapun yang melihat, serempak menatap kagum. Aya, jika sudah mengenakan kostum balet, pasti akan sangat menawan. Berasa melihat dua orang berbeda, pada satu tubuh.

The Ballerina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang