17

123 21 184
                                    

Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan author Cherry!

Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.

Mari kita persembahkan, author kita! realpacarsatya

Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.

Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!

Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

"KAK TAMA, KACAMATA HITAM GUE MANA?" teriak Aya dari dalam kamar. Kamar tersebut sudah seperti kapal pecah, hanya karena sebuah kacamata hitam.

"LO BISA NGGAK SIH, GAK USAH TERIAK-TERIAK?" jawab Tama, mendengar jawaban dari lelaki itu, membuat Aya semakin meninggikan suaranya.

"KOK LO MALAH NGEGAS, SIH? 'KAN GUE CUMA NANYA!" serunya, lagi-lagi Aya berbicara dengan nada yang tak kalah tinggi dari Tama.

"MAKANYA, KALO NANYA TUH NGGAK USAH TERIAK-TERIAK, BISA 'KAN?" kini Tama sudah bergaya layaknya kakak yang sedang mengomeli adiknya, dengan kedua tangan yang menempel pada pinggang, dan wajah yang galak.

"KAN LO JAUH DARI GUE! MAKANYA GUE TERIAK!" bukannya takut, Aya malah menjawab pernyataan Tama sekaligus mengikuti gaya Tama.

"WOI! BISA CEPETAN NGGAK, SIH? MALAH ADU MULUT, GUE LEMPAR KECEBONG SUMUR JUGA NIH LAMA-LAMA!" Dipta yang sedaritadi menunggu di mobil, kini ikut bersuara. Masalahnya, sudah hampir 30 menit ia menunggu kedua orang itu, tapi mereka tak kunjungi keluar rumah. Alhasil, Dipta memasuki rumah Aya, dan mendapati keduanya sedang beradu mulut.

Setelah mendengar omelan dari Dipta, keduanya hanya bisa menyengir seperti kuda. Lalu mereka segera menyelesaikan packing, dan keluar untuk berangkat menuju tempat tujuan.

Saat ingin memasuki mobil, Aya melihat dari kejauhan, mobil Sinta akan segera datang, dengan cepat Aya menyuruh kedua lelaki itu memasuki mobil, dan berangkat menuju tujuan utama mereka.

Mereka berencana untuk membuntuti Hana, hanya untuk mencari sebuah kebenaran. Setelah berdebat kemarin, Dipta memberi satu ide cemerlang yang langsung disetujui oleh Aya, dan Tama.

**Flashback On.

"Oke! gue minta maaf banget, karena gue, acara lo kemarin hancur berantakan," sesal Dipta.

"It's okay. Bukan salah lo, emang dasar si Hana aja yang punya dendam pribadi sama gue. Padahal bisa loh, dia temuin lo di belakang acara, cih!" jawab Aya.

"Jadi gimana? Kita mau diem aja sama semua kejadian ini?" tanya Tama.

"Tentu nggak! Gue nggak mau nama gue terus-terusan tercemar kaya gini," beo Dipta.

"Terus? Apa lo, ada rencana?" tanya Tama lagi.

"Kita cari fakta tentang semua ini. Caranya, pertama-tama kita pergi ke bar tempat gue datang hari itu, dan kita minta cek cctv di sana, dan setelahnya kita buntutin semua aktivitas Hana. Abis kejadian ini, nama dia juga bakal hancur, dan dia pasti bakal sering ketemu dengan Bapak kandung dari bayi yang ada di rahimnya, untuk minta pertanggung jawaban."

The Ballerina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang