23

41 1 0
                                    

Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan Author Cherry!

Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama Author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.

Mari kita persembahkan, Author kita! realpacarsatya

Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.

Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!

Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

Kaki Aya melangkah entah kemana, ia berjalan dengan keadaan kaki telanjang. Alas kakinya ia tenteng karena merasa jika sandal itu sangat berat untuk dikenakkan. Sesekali membuang napas berat, semua fakta kini sudah terungkap, dan sialnya itu adalah sebuah kenyataan yang sangat pahit, sampai-sampai ia tidak bisa menelan semua kalimat yang telah dia dengar itu. Sulit untuk menerima kenyataan, itulah yang dirasakannya sekarang.

Ia berhenti tepat di tepi jembatan layang, di bawahnya ada sungai kering yang menunjukkan keadaan bumi sedang terkena dampak kemarau. Tapi, tidak dengan pipinya, di sana telihat musim hujan yang sangat lebat, sampai membuat kondisinya berantakan.

"Masa indah apa yang sedang Engkau buat, Tuhan? Kenapa prosesnya sangat menyakitkan?" lirih Aya.

"AAAAAAAAAAAAA!!!!" Aya berteriak sekuat mungkin agar semua bebannya berkurang sedikit. Ia mengacak rambutnya, alas kakinya menjadi salah satu korban keganasan seorang Athaya. Sandal itu sudah dilempar entah kemana.

Pikiran buruk kembali menguasai kepalanya, Aya memanjat tebing pembatas antara jembatan, dan sungai yang kering itu. Jarak tebing yang lumayan tinggi untuk mencapai dasar, tapi ia tidak menghiraukan itu, bahkan menurutnya, itu adalah hal bagus, jadi ia bisa cepat untuk bertemu dengan Tuhan.

"Tuhan, maaf. Aku tidak bisa merasakan proses yang Engkau berikan, aku sudah lelah... Izinkan aku untuk bertemu dengan-Mu, Tuhan."

Detik berikutnya, Aya sudah siap terjun untuk menemui sang pencipta. Namun sepertinya Tuhan masih menyayanginya.

Lengannya dicekal erat oleh seseorang, Aya kembali turun atas paksaan orang tersebut.

Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat pada pipi Aya, gadia itu menatap orang tersebut dengan lirih. Air matanya kembali membasahi pipi mulusnya.

"SADAR, AYA SADAR! NGAPAIN LO NGELAKUIN HAL BEGO KAYA GITU?!" bentak orang tersebut, namun Aya tidak menjawab, ia mematung sembari menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan kosong.

"LO BISU? GUE TANYA NGAPAIN NGELAKUIN HAL YANG NGGAK DISUKAI SAMA TUHAN KITA?!" lagi dan lagi Aya tidak menjawab, tangisannya semakin menjadi-jadi.

Siapa orang itu? Tak lain, dan tak bukan ia adalah Dipta. Sama seperti Aya, Dipta berjalan-jalan untuk menenangkan pikirannya. Dan tak sengaja ia melihat siluet gadis yang sangat dia kenali ingin mengakhiri hidupnya.

Bukankah takdir itu sangat lucu? Mempertemukan mereka kembali, setelah badai menerpanya. Percayalah, rencana Tuhan, kita tidak ada yang mengetahuinya. --Author.

The Ballerina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang