20

72 4 0
                                    

Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan author cherry!

Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.

Mari kita persembahkan, author kita! realpacarsatya

Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.

Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!

Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

"Hana?"

Panggilan itu, membuat sang pemilik nama menegang seketika.

"A-ya?" beonya.

"Iya, ini gue. Kenapa lo?" tanya Aya. "Kaku banget perasaan. Ada yang disembunyiin, ya? Takut ketahuan?"

Hana berusaha untuk mengontrol ekspresinya. "Ah? E-enggak kok."

Aya menatap Hana dengan tatapan menilai, ia menatap dari atas hingga bawah. Lalu senyum jahilnya nampak terbit. "Aduh... bumil nggak boleh pake pakaian ketat kaya gini!"

"Eh?"

"Mau ganti nggak? Kebetulan Kak Tama bawain baju ganti buat gue. Gue kasian sama bayinya, kasian tau, Hana. Dia pengap di dalem perut lo, terus lo pake baju yang ketatnya bukan main. Dan, astaga! Kenapa lo pake sepatu hak tinggi? Cari mati?! Aduh, jangan sampe keponakan online gue, mati gitu aja ya. Bahkan gue aja belum tau wajah dari anak lo, mirip Dipta atau mirip, lo." Aya tersenyum menang, begitu melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh gadis tersebut.

"Nggak usah peduliin gue," cetusnya. "Eh, ngapain lo di sini?"

"Tentu mau ke toilet, gimana sih lo. Ini toilet, bukan?" tanya Aya, ia sedikit bingung dan menatap sekitar.

"Iya, maksud gue, rumah lo jauh dan lo ke sini cuma numpang ke toilet?"

"Oh, gue ada jadwal pemotretan daerah sini. Lo sendiri, kenapa di sini? Setau gue, rumah lo bukan di sini," tanya Aya.

Hana menjadi bingung sendiri. "Nggak usah peduliin gue, sana masuk!"

Aya mengangguk, kemudian berjalan masuk ke dalam toilet dengan langkah ringan. Senyuman penuh kemenangan jelas tercetak di wajah cantiknya. Melihat bagaimana ekspresi yang dikeluarkan oleh musuhnya itu, membuat Aya sekali lagi tersenyum.

Mereka sepakat untuk membuntuti Hana kembali, mulai dari awal. Meskipun pikiran Aya sedang bergulat dengan masa lalunya, tapi dia harus tetap menyelesaikan permasalahan ini.

Hana menatap Aya yang mulai memasuki bilik toilet, mengamatinya dari atas hingga bawah, tidak lama kemudian, senyum sinis serta seringaian licik tersungging dari bibirnya.

Gadis itu menoleh ke arah kanan dan kiri, memastikan bahwa hanya dia dan Aya, yang sedang berada di toilet tersebut. Tangannya bergerak cepat, untuk memuluskan rencananya.

Gue harap, wajah cantik lo duluan yang bakal mendarat dengan sempurna. Batinnya dalam hati, usai menyelesaikan rencana jahatnya.

Tanpa Aya ketahui, dari luar bilik toiletnya, ada air menggenang. Itu ulah dari Hana.

"Aargh!" teriak Aya, dirinya terpeleset oleh air tersebut. Kakinya sangat sakit. "Kak Tama!!"

Namun manajernya itu tak kunjung datang, ia kesusahan untuk berdiri. Lalu dengan segera mengambil ponselnya dan memanggil Tama untuk membantunya keluar dari toilet tersebut.

The Ballerina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang