Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan author cherry!
Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.
Mari kita persembahkan, author kita! realpacarsatya
Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.
Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!
Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'
🍒🍕🍒🍕🍒🍕
"Aya?"
Wanita itu menegang, kedua matanya nampak terkejut. Mulutnya terbuka lebar, terlihat sekali, jika Aya tengah dilanda kepanikan. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, tangannya bergetar hebat.
Ini tidak mungkin! batin Aya.
Gadis itu berniat untuk beranjak pergi, meninggalkan seseorang yang baru saja memanggil namanya. Tapi, sial! Orang tersebut dengan cepat menahan tangannya agar tidak beranjak dari kursi yang ia duduki.
"Aya, please. Saya cuma mau ngomong sebentar, jangan pergi dulu." Dipta memohon.
Ya, orang itu adalah Dipta, mungkin sebagian dari kalian sudah menduganya.
"Gue nggak ada waktu, sorry!" jawab Aya, lagi-lagi niat untuknya pergi, ditahan oleh Dipta.
"Gak ada waktu, tapi kamu ke sini? untuk apa?" tanya Dipta, Aya yang mendengar pertanyaan itu segera memasang raut wajah yang tidak suka.
"Not your business!" jawab Aya, dengan sebelah alis yang dinaikkan.
Lalu ia melirik lengannya, yang sedari tadi digenggam Dipta tanpa ada ruang bernafas untuk kulitnya. "Lepasin lengan gue sekarang juga!" Aya menghela nafas panjang. "Bisa nggak sih, lo berhenti ganggu gue?!"
Dipta melepas genggamannya, "Gak bisa, dengerin dulu, apa yang saya ucapkan. Sehabis itu, saya janji, saya gak akan ganggu kamu lagi."
"Lo ngerti bahasa Indonesia gak?! Gue bilang ... gue gak ada waktu, buat bicara sama lo, dan--" ucapan Aya terpotong, saat ada perempuan lain yang hadir dan menyapa Dipta, dia adalah Helena.
Ya, Aya sangat mengenali wanita tersebut. Dia adalah wanita ular. Sangat berbisa.
"Dipta!" teriak Helena, ia berlari kecil untuk menghampiri Dipta, dan Aya.
"Pas banget gue ketemu lo di sini. Sorry, buat sikap gue tadi siang yang tiba-tiba pergi gitu aja. Gue berubah pikiran, Dip. Gue mau jadi model lo." ujar Helena.
Dipta mengacak rambutnya dengan kasar, Aya mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri dari lelaki yang sudah membuat serangan paniknya muncul.
Dipta menatap tajam Helena. "Dari dulu lo gak berubah, ya?" tanyanya dengan seringai mengerikan. "Selain pemilih, lo juga labil, Na! Bisa nggak, kalo udah ngambil keputusan--" ia menghela nafas, sungguh. Berbicara dengan wanita di hadapannya ini, membuat emosinya terkuras. "--Ya pertahanin keputusan itu! Gak usah lo ganti-ganti seenaknya."
Setelah mengatakan itu, Dipta segera berlari menyusul Aya yang entah kini berada dimana.
Helena menatap bahu Dipta yang semakin lama semakin menghilang. Air matanya lagi dan lagi, mengalir begitu saja, ia sangat lemah apapun yang menyangkut tentang Dipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ballerina [On Going]
RomantizmAthaya Renita Putri atau dengan nama panggung Aya, ia merupakan seorang Ballerina terkenal. Mempunyai sisi kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Sifatnya yang ceria dan ramah, seketika berubah ketika mengenal lelaki bernama, Radengga Laksamana S...