18

86 5 30
                                    

Annyeong, everyone!! Balik lagi dengan author cherry!

Oh, kali ini. Cherry gak sendirian loh. Cherry ada project duet sama author Pizza! Ini salah satu cerita yang kita buat.

Mari kita persembahkan, author kita! realpacarsatya

Ini project sesama Carat. Carat merupakan salah satu fandom Kpop yang sangat terkenal.

Semoga kalian suka, dan jangan lupa tinggalin jejak dan kasih komen ya!!

Cerita ini, update setiap hari rabu. Mengikuti jadwal 'Gose/Going Seventeen.'

🍒🍕🍒🍕🍒🍕

Keesokan harinya, dengan berbekal sedikit informasi mengenai Hana. Mereka, Aya, Dipta dan juga Tama, dengan segera meluncur menuju tempat di mana gadis licik itu berada. Sebuah cafe. Cafe yang tidak begitu mewah, tapi cukup ramai dikunjungi.

"Cafe?" Aya membeo. Sungguh, ia sudah lelah dengan Hana. "Jangan bilang, kalo usaha kita sia-sia, buat buntutin si Hana ini!"

"Sabar," ucap Dipta, lelaki itu mengelus lembut kepala Aya.

"Nggak bisa disabarin, kita kayanya harus langsung pergokin si Hana, deh!" cetus Aya.

"Bentar, sebentar ... maksud lo, kita langsung datengin si Hana?" tanya Tama, yang langsung diangguki oleh Aya. "JANGAN GILA, AYA! PERCUMA DONG, KALO KAYA GITU!" serunya, dengan suara tertahann.

"Tapi, Kak ... liat sekarang, kita kaya orang bego!"

"Nggak gitu, kita harus tetep buntutin Hana diem-diem, oke?" pinta Dipta.

"Oke, tapi sebenernya ada yang ganjel, sih."

"Apa, Aya, apa? Coba omongin," tanya Dipta.

"Gue curiga, kalo sebenernya si Hana tau sama rencana kita? Soalnya gelagatnya aneh aja, gitu. Apa kalian nggak sadar?"

Pertanyaan dari Aya, membuat Tama dan Dipta saling bertukar pandang. Ada benarnya juga.

"Bener juga, tapi siapa yang udah bocorin rencana kita, Ya?" tanya Tama.

"Salah satu di antara kita(?)" selidiknya dengan hati-hati.

"Itu berarti, lo nuduh kita berdua, dong?!" sewot Tama.

"Gue nggak curiga sama lo, Kak. But, buat Dipta? Bisa aja dia manipulatif?" cicit Aya.

"Ay, nggak usah ngarang. Gue ada di pihak lo," sargahnya.

"Siapa yang tau, Dip."

"Tapi gue beneran ada di pihak kalian, nggak usah mikir macem-macem, ah."

"Maaf, Dipta. Tapi, rasanya ini ada yang nggak beres," ucap Aya.

Tanpa mereka sadari, sebenarnya rumah Aya sudah dipasang alat penyadap suara. Yang di mana, jika mereka berbicara atau salah satu berbicara, maka rencananya akan terdengar oleh orang yang memang sengaja memasang alat tersebut.

Hal itu, membuat rencana yang sudah mereka susun rapi, menjadi berantakan. Hana, yang juga hendak bertemu dengan ayah dari bayi tersebut, harus menemuinya secara hati-hati. Jika saja salah langkah, maka usahanya akan gagal.

Sinta tersenyum senang, begitu mendengar bahwa Aya dan Tama, gagal membuntuti Hana.

"Iya, meskipun ada yang nggak beres, tapi itu bukan gue, Ay."

The Ballerina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang