PROLOG

10.6K 619 70
                                    

| PROLOG |

Aku memang tidak bisa memberimu seisi dunia, tapi yang bisa aku usahakan adalah memberimu seluruh duniaku.

🌸🌸🌸

Di penjuru waktu yang hening, di antara bisikan kehidupan yang berlalu, Kanaya memandang kosong sebuah potret yang menggantung di dinding ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di penjuru waktu yang hening, di antara bisikan kehidupan yang berlalu, Kanaya memandang kosong sebuah potret yang menggantung di dinding ruang tamu. Sebuah bahagia yang terabadikan dengan sempurna ketika Kanaya, Jevano, dan kedua anak mereka tersenyum cerah ke arah kamera. Mengenakan pakaian putih yang senada, menyisakan jejak kenangan manis dalam bingkai.

Sejak memutuskan berhenti dari pekerjaannya untuk fokus pada keluarga, Kanaya menyadari menjadi ibu rumah tangga tidak semudah yang dibayangkan. Kewalahan mengurus rumah dan kedua buah hatinya, tetapi dia sempat beruntung memiliki suami seperti Jevano yang selalu terlibat membantunya.

Jevano, suami dan ayah yang dia anggap sempurna--dulu--mencintai Kanaya begitu dalam. Namun, seperti dedaunan yang perlahan menguning dan berjatuhan, cinta Jevano juga berubah perlahan.

Kenangan akan janji-janji masa lalu terpatri dalam pikiran Kanaya, seperti saat Jevano melamarnya di pantai Phuket. Dalam balutan kemeja biru dan senyum abadi, Jevano berjanji untuk menjadikan Kanaya satu-satunya ratu di hatinya.

Kanaya tersenyum mengejek pada dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia sempat mempercayai janji Jevano itu untuk hidup bersama sepanjang usia mereka. Nyatanya baru sepuluh tahun pernikahan, cinta itu tak bisa lagi bertahan.

Karena baru saja Jevano sampaikan kata-kata yang merobek hati, menyatakan niat untuk menceraikan Kanaya. Sebuah akhir yang sudah Kanaya perkirakan sebelumnya, namun tetap saja ketika Jevano ucap kalimat itu, seluruh dunianya terasa runtuh.

Kanaya berjalan terseok menuju tangga, sebelah tangannya meremas berkas perceraian yang tadi Jevano berikan. Tapi, belum sampai dirinya memasuki kamar, Kanaya berhenti di tengah anak tangga. Petir tiba-tiba menyambar dengan keras ditemani oleh hujan yang menderas.

Kanaya raba dada kirinya, kini dia bukan lagi merasa sesak, tapi sudah tak sanggup lagi bernapas. Dalam kehancuran itu, Kanaya merintih bersama hujan yang turun, berselimut oleh kekecewaan dan kehancuran cinta yang dahulu terasa begitu sempurna.


***

Halooooo cinta-cintakuuuu, apa kabar? Aku harap semua sehat di mana pun kalian berada. Akhirnya cerita baruku rilis, semoga kalian suka. Iya, cerita ini emang beratttttt, mungkin lebih berat dari NIB? Tapi kuat semua kan?

Mari kita masuki bab pertama bersama-sama. Tarik napas duluuu ya! Emosinya luapkan di kolom komen🔥🔥

After OctoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang